Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meningkatkan Hormon Kebahagiaan, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 17/10/2020, 17:21 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Setiap orang tentu ingin bahagia. Dan banyak orang meyakini kebahagiaan itu bisa kita ciptakan. Salah satunya dengan memunculkan hormon yang memberi rasa gembira.

Sistem endokrin, atau sistem hormon, melepaskan beraneka hormon ke aliran darah. Hormon ini menjalankan fungsi penting untuk kinerja tubuh, mulai dari sistem reproduksi hingga suasana hati.

Di antara banyak hormon tersebut, ada empat hormon yang umumnya dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Sesuai namanya, hormon-hormon ini merangsang kebahagiaan dan kesenangan diri.

Keseimbangan hormon-hormon tersebut berkaitan dengan suasana hati, dan berpotensi menyebabkan masalah jika terganggu keseimbangannya.

Hormon kebahagiaan dan jenis-jenisnya

Berikut adalah jenis-jenis hormon kebahagiaan yang bisa memengaruhi mood Anda:

1. Dopamin

Dopamin adalah hormon dan neurotransmitter (senyawa otak) yang berkaitan dengan penghargaan diri, seperti motivasi. Hormon ini turut memainkan peran terhadap suasana hati sehingga termasuk sebagai hormon kebahagiaan.

Selain memengaruhi kesenangan diri, dopamin juga berkontribusi dalam penalaran, daya ingat, serta fungsi sistem motorik.

2. Endorfin

Endorfin dikenal sebagai pereda nyeri, dan sebenarnya sudah terkandung secara alami di dalam tubuh.

Tergolong sebagai hormon kebahagiaan, endorfin berperan dalam meredakan gejala depresi, stres, dan kecemasan.

Selain itu, endorfin juga membantu meningkatkan harga diri (self-esteem), mengurangi berat badan, dan mengurangi sakit saat persalinan.

Baca juga: Membangkitkan Hormon Endorfin Lewat Olahraga

3. Oksitosin

Oksitosin adalah hormon cinta, karena muncul saat Anda jatuh cinta dan memadu cinta.

Di samping berperan dalam hubungan romantis dan seks, oksitosin juga membantu proses persalinan, proses menyusui, serta penguatan ikatan batin antara ibu dan anak.

4. Serotonin

Serotonin mirip dengan dopamin, yang merupakan hormon sekaligus neurotransmitter dalam mengatur suasana hati.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com