Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Bisa Kita Lakukan untuk Menghadapi Sexual Abuse dalam Hubungan

Kompas.com - 17/10/2020, 22:22 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seseorang yang menjadi korban kekerasan seksual atau sexual abuse dalam hubungan seringkali kesulitan untuk mengakhiri hubungan mereka.

Ketakutan akan respon pasangan, seperti kemungkinan pasangan melakukan tindakan kekerasan adalah alasan terbesar mengapa banyak orang tetap bertahan.

Namun, Anasthasia Citra, S.Sos., M.Si., initiator @salingjaga.id dan dosen di Universitas Bakrie Jakarta mengatakan, seseorang yang mengalami sexual abuse dalam hubungan harus segera mengakhiri hubungan tersebut.

"Jika kamu mengalami sexual abuse, jangan menyalahkan diri sendiri. Kita semua berhak dihormati, merasa aman dan bahagia."

"Kemudian, bikin keputusan untuk keluar dari hubungan itu segera."

Begitu kata Anasthasia dalam program "Sexual Abuse In Romantic Relationship" yang ditayangkan virtual pada Sabtu (17/10/2020) sore.

Setelah hubungan berakhir, lanjut Anasthasia, kita perlu mengganti sistem keamanan yang ada di ponsel dan media sosial kita.

"Ubah setelan keamanan di ponsel, dan username serta password media sosial supaya kamu terbebas dari mantan," ujarnya.

Baca juga: 7 Tanda Hubungan Asmara Beracun, dan Harus Diakhiri

Bagaimana menghadapi sexual abuse?

Menurut psikolog klinis Devina P. Zabrina, M.Psi., Psi., ada langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk menghadapi sexual abuse dalam hubungan.

Langkah pertama yang dianjurkan olehnya yaitu menentukan batasan yang jelas bersama pasangan sejak awal hubungan.

"Kita bisa membuat batasan seperti menjaga virginitas sampai pernikahan. Atau misalnya, pasangan boleh memeluk atau mencium kita, tapi tidak di depan umum," tutur dia.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya komunikasi dengan pasangan agar sexual abuse dalam hubungan bisa dihindari.

"Katakan secara gamblang apa yang kamu inginkan dari hubungan. Bicarakan saat kamu merasa tidak nyaman dengan tindakannya."

Namun, ia menyarankan kita untuk menghindari kalimat yang sifatnya menghakimi.

"Hindari kata-kata yang sifatnya pointing seperti 'apa yang kamu lakukan itu salah, aku gak suka', karena itu akan membuat pasangan mempunyai cara untuk membela diri dan pada akhirnya kamu berdua bertengkar," ucap Devina.

Sebaliknya, ia menyarankan pola kalimat yang lebih halus, seperti "aku merasa tidak nyaman saat kamu menciumku di depan umum karena kita baru aja jadian."

Jika perilaku sexual abuse pasangan sudah tak dapat dihindari, Devina menganjurkan agar korban segera melaporkan atau menceritakannya kepada orang terdekat.

"Bicarakan dengan orang yang kita percaya, baik itu teman atau keluarga. Setelah itu, baru kita bisa membuat keputusan apakah ingin melaporkan pengalaman kita ke orang lain atau tidak."

Baca juga: 8 Tanda Kamu Korban Kekerasan Emosional dalam Hubungan

Peran keluarga bagi korban sexual abuse dalam hubungan

Baik Anasthasia dan Devina menuturkan, keluarga adalah support system utama bagi seseorang yang menjadi korban sexual abuse dalam hubungan.

"Peran keluarga sangatlah besar. Masalahnya, ada beberapa contoh di mana keluarga kurang peduli dengan sexual abuse yang dialami anggota keluarga mereka," kata Anasthasia.

"Dengarkan dan jadilah teman mereka, tidak menyalahkan. Karena kasus sexual abuse bukan kesalahan korban."

Devina pun memberi tanggapan serupa.

"Terkadang keluarga yang merupakan orang terdekat korban justru lebih menghakimi dibandingkan orang lain."

"Akhirnya korban sexual abuse mencari pelarian seperti minum alkohol, atau bahkan kabur dari rumah karena itu bukan tempat aman dia," ujarnya.

Di saat ada anggota keluarga yang mengalami sexual abuse dalam hubungan, Devina mengingatkan kita untuk mendengarkan cerita mereka dan berempati.

"Salah satu bentuk empati kita adalah sadar dengan apa yang korban ceritakan. Perhatikan ceritanya, jangan sibuk main HP atau melakukan hal lain."

Baca juga: 8 Tanda Kamu Harus Akhiri Hubungan Asmara Segera

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com