KOMPAS.com - Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang perlu diwaspadai jelang musim hujan.
Seperti pada beberapa penyakit lainnya, demam adalah gejala utama pada demam berdarah. Namun, ada perbedaan yang cukup mencolok pada gejala yang dialami penderita demam berdarah.
"Bedanya dengan (demam) penyakit lain, pada demam berdarah panasnya agak bandel dan sifatnya akut."
Hal itu diungkapkan oleh dr. Yudhie krisna wibowo, Sp.A, M. Biomed dari Eka Hospital Cibubur dalam Instagram Live, Sabtu (17/10/2020).
Demam pada penderita demam berdarah bisa mendadak tinggi meskipun baru terjadi pada satu atau dua hari pertama.
Selain itu, meskipun sudah mengonsumsi obat penurun demam, suhu tubuh penderita demam berdarah hanya turun sedikit atau hampir tidak turun sama sekali.
Sementara demam karena infeksi lain pada umumnya dapat mereda ketika penderita diberi obat penurun demam, meskipun beberapa jam setelahnya demam mungkin akan kembali jika belum sembuh betul.
"Angka demamnya saja (turun), tapi kalau dirasakan di badan kita atau orang yang demam dipegang, panasnya masih terasa," katanya.
Baca juga: Minum Jus Jambu Bisa Sembuhkan Demam Berdarah, Mitos atau Fakta?
Selain itu, penderita demam berdarah juga bisa memgalami keluhan lainnya yang membuat kondisi badan semakin turun, seperti badan pegal-pegal, linu di persendian, sakit kepala, nyeri di belakang mata, hingga risiko pendarahan seperti mimisan, bintik-bintik di bawah kulit atau gusi berdarah.
"Makanya disebut demam berdarah karena disertai manifestasi gejala pendarahan," papar dr. Yudhie.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.