KOMPAS.com - Tak cuma anak-anak dengan console game atau pun gawai, tapi orang dewasa pun kerap menghabiskan banyak waktu dengan waktu menatap layar perangkat elektronik.
Terlebih di tengah masa pandemi Covid-19, durasi menatap layar tentu semakin bertambah.
Sebab, tak hanya permainan dan hiburan, kegiatan belajar mengajar, rapat dan seminar pun digelar secara online, sehingga mengharusnya banyak orang menatap layar.
Baca juga: Kecanduan Ponsel Tanda Depresi, Benarkah?
Nah, menatap layar terlalu lama ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan dan emosi. Sementara, bagi anak-anak, kebiasaan ini juga memengaruhi perkembangan otak.
Berdasarkan data yang dilansir laman Insider, di Amerika Serikat, anak berusia 8-12 tahun menghabiskan waktu rata-rata 4-6 jam per hari untuk melihat layar.
Sementara, anak remaja menghabiskan waktu sekitar sembilan jam per hari. Kemudian, orang dewasa memakai waktu rata-rata lebih dari 10,5 jam setiap hari.
Tidak ada panduan pasti mengenai berapa banyak screentime yang direkomendasikan bagi orang dewasa.
Namun, para ahli memiliki rekomendasi tersendiri dengan menentukan waktu menatap layar bagi anak-anak berdasarkan usia mereka.
0-18 bulan
Bayi di bawah usia 18 bulan tidak dianjurkan menatap layar perangkat elektronik, kecuali di saat mereka sedang melakukan panggilan video dengan anggota keluarga.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.