Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sadari, Sederet Dampak Buruk Menatap Layar Terlalu Lama

Kompas.com - 19/10/2020, 12:09 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Lalu, aktivitas dengan layar juga tak boleh mengganggu aktivitas fisik, tidur, atau kesehatan mental.

Namun, yang perlu dicermati juga adalah, menatap layar terlalu lama dapat merusak kesehatan fisik dan mental, dengan berbagai cara. 

1. Perilaku dan masalah belajar pada anak

Memutarkan acara televisi atau video YouTube untuk anak dapat membuat mereka tenang.

Namun, terlalu lama pun dapat menyebabkan masalah perilaku pada anak.

"Menonton acara televisi secara berlebihan dikaitkan dengan perlambatan dalam kognisi, bahasa, dan perkembangan sosial-emosional," ujar Mattke.

Studi pada tahun 2015 menemukan, anak berusia dua tahun yang menonton televisi lebih dari tiga jam per hari mempunyai kemungkinan tiga kali lipat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa.

Capaian tersebut dibandingkan dengan anak yang menonton kurang dari satu jam.

Kemungkinan anak bisa mempelajari sesuatu lebih mudah melalui interaksi dengan orang lain dan obyek lain, dibandingkan menatap layar.

Terlalu lama menatap layar juga dapat berbahaya bagi kesehatan mental anak-anak dan remaja.

Studi pada tahun 2018 mengungkap, remaja yang menatap layar selama tujuh jam atau lebih per hari mempunyai kemungkinan dua kali lipat didiagnosis dengan depresi atau kecemasan.

Lagi-lagi, catatan itu dibandingkan dengan mereka yang menatap layar kurang dari satu jam.

Mattke menjelaskn, jenis media yang dilihat anak juga dapat memengaruhi perilaku mereka.

Pasalnya, anak dapat meniru tindakan yang mereka lihat di televisi sejak usia enam bulan.

"Ada hubungan kuat antara konten media yang penuh kekerasan dan perilaku agresif anak," tutur dia.

2. Obesitas

Kita biasanya menatap layar perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, atau televisi dengan posisi duduk atau berbaring di kasur.

Baca juga: Perlukah Tabir Surya untuk Lindungi Kulit dari Cahaya Biru Gadget?

Artinya, di saat kita menatap layar, kita juga tidak bergerak dalam waktu lama. Kondisi tersebut meningkatkan risiko obesitas, dan masalah kronis seperti penyakit jantung.

Berada di depan layar bisa membuat kita cenderung ngemil tanpa disadari.

Sebuah penelitian pada tahun 2008 menemukan, anak-anak yang mengurangi waktu menatap layar hingga 50 persen bisa membatasi asupan kalori secara signifikan.

Catatan itu muncul melalui perbandingan dengan mereka yang tidak mengurangi waktu menatap layar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com