Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak yang Terjadi pada Tubuh jika Sering Makan Sambil Berdiri

Kompas.com - 20/10/2020, 09:16 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Dalam agama Islam, dianjurkan untuk tidak makan dan minum sambil berdiri.

Dari sisi kesehatan, ternyata makan sambil berdiri memang bisa membawa dampak bagi kesehatan.

Meskipun demikian, pemandangan makan sambil berdiri mungkin cukup sering kita lihat. Sebagai contoh, di pesta pernikahan atau dilakukan yang beberapa orang agar mempersingkat waktu makan.

Lalu, apa dampak yang terjadi pada tubuh jika kita sering makan sambil berdiri?

Beberapa orang meyakini bahwa makan sambil berdiri dapat membantu menurunkan berat badan lebih banyak daripada makan sambil duduk.

Namun, faktanya mungkin sebaliknya.

Dilansir Healthline, berdiri memang dapat membakar sekitar 50 kalori per jam lebih banyak daripada duduk, tetapi ini belum tentu memberi perbedaan signifikan dari waktu ke waktu.

Sebab, kebanyakan orang mengonsumsi makanan dengan relatif cepat. Jadi pada skenario terbaik, mengonsumsi makanan sambil berdiri dapat membantu membakar sekitar 12-25 kalori ekstra.

Sebaliknya, makan sambil duduk cenderung mengurangi kecepatan makan, sehingga berpotensi mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makan lebih lambat dapat mengurangi nafsu makan dan meningkatkan perasaan kenyang.

Dua faktor tersebut dapat mengurangi jumlah total kalori yang dikonsumsi saat makan.

Sehingga, makan sambil duduk dapat membuat seseorang makan 88 kalori lebih sedikit pada setiap sesi makan.

Makan sambil duduk juga dapat membantu otak mencatat bahwa kita telah mengonsumsi "makanan yang sebenarnya", sehingga mengurangi kemungkinan kita makan berlebih pada waktu makan berikutnya.

Baca juga: 14 Cara Mengurangi Nafsu Makan Berlebih Agar Tidak Kegemukan

Bikin cepat lapar
Tubuh memiliki beberapa cara untuk menentukan apakah kita benar-benar lapar atau kenyang.

Salah satunya adalah merasakan berapa banyak makanan yang ada di perut.

Sejauh mana perut meregang setelah makan dapat membuat otak menilai apakah kita sudah cukup makan.

Semakin perut meregang dan semakin lama rasa kenyang itu bertahan, semakin kecil kemungkinan kita merasa lapar.

Itulah sebabnya makanan yang dicerna dengan cepat, seperti karbohidrat olahan, cenderung membuat kita merasa lebih lapar dibandingkan makanan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, seperti serat dan protein.

Meskipun tidak banyak perbedaan dalam hal kecepatan pencernaan antara makan sambil duduk atau berdiri, perbedaannya menjadi signifikan jika kita memperhitungkan pergerakan setelahnya.

Bergerak segera setelah makan bisa membuat perut lebih cepat kosong dan usus mencerna makanan hingga 30 persen lebih cepat.

Penelitian mengaitkan pengosongan perut yang lebih cepat dengan peningkatan rasa lapar setelah makan.

Jadi, mereka yang berdiri dan berjalan sambil makan mungkin akan merasa lebih lapar setelah makan daripada mereka yang hanya berdiri diam atau duduk.

Baca juga: Makanan yang Diproses Terbukti Memicu Makan Berlebih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com