KOMPAS.com - Masker wajah telah dinyatakan sebagai alat penting untuk menekan lajunya penyebaran virus SARS-COV-2.
Di beberapa negara yang tingkat penularannya rendah pun, semua orang masih dianjurkan untuk tetap menggunakan masker.
Sayangnya, sebagian masyarakat ada yang mengabaikan penggunaan masker dan mayoritas mereka adalah pria.
Pada bulan Mei, dua peneliti di Middlesex University London dan University of Berkeley California melakukan survei terhadap 2.459 orang di AS.
Peneliti tersebut menemukan, bahwa pria cenderung tidak memakai masker di depan umum karena merasa itu memalukan, tidak keren, dan menjadi tanda kelemahan.
Sementara itu, dalam studi yang dilakukan oleh sebuah lembaga nirlaba AS yang berfokus pada masalah kesehatan masyarakat, Kaiser Family Foundation juga menemukan, sebanyak 68 persen wanita lebih sering memakai masker.
Sedangkan, pria yang memakai masker hanya sekitar 49 persen saja.
"Lebih banyak pria yang enggan melakukan tindakan pencegahan Covid-19 dibandingkan dengan wanita” kata penasihat pengembangan program dan gender di International Media Support Denmark, Emma Lygnerud Boberg.
Baca juga: Mengapa Masih Ada Orang Enggan Memakai Masker Selama Pandemi Covid-19?
Di samping soal masker, banyak pria yang cenderung tidak mengenakan sabuk pengaman dan tidak mengunjungi dokter umum saat mereka sedang sakit.
Hal ini sepertinya bermuara pada toxic masculinity sehingga membuat pria mengagungkan kekuatan sampai mengabaikan potensi bahaya yang bisa menimpa mereka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.