Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menahan Kentut Ternyata Berdampak Buruk Bagi Kesehatan, Sudah Tahu?

Kompas.com - 22/10/2020, 06:45 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Buang angin atau kentut adalah sesuatu yang normal.

Kentut adalah proses mengeluarkan gas berlebih dari sistem pencernaan kita.

Gas yang menyebabkan kentut dan sendawa menumpuk secara normal selama proses pencernaan dan juga ketika kita tidak sengaja menelan udara bersama makanan saat makan atau minum.

Gas ini dapat menumpuk lebih cepat jika seseorang merokok, menggunakan sedotan, atau mengonsumsi makanan yang sulit dicerna.

Seseorang juga mungkin mengalami kembung jika stres, sembelit, atau memiliki kondisi medis yang memengaruhi sistem pencernaan.

Kebanyakan orang kentut lima sampai 23 kali dalam sehari.

Meski kentut adalah sesuatu yang normal, namun beberapa orang tetap merasa malu atau tidak nyaman jika melakukannya di tengah banyak orang.

Pada akhirnya, mereka mencoba menahan kentut hingga merasa cukup aman untuk mengeluarkannya.

Meskipun menahan kentut juga umum dilakukan, apakah hal itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan?

Dilansir Healthline, bukti ilmiah tentang menahan kentut sangat lah terbatas. 

Saat kentut, gas bergerak dari usus ke rektum, lalu keluar melalui anus.

Tetapi jika kita mengencangkan otot sfingter anus, kentut bisa ditahan selama beberapa waktu.

Dalam jangka pendek, menahan kentut bisa menyebabkan:

  • Rasa sakit.
  • Ketidaknyamanan.
  • Kembung.
  • Gangguan pencernaan, hingga
  • Heartburn.

Pada 1970-an, para ahli menemukan bahwa kebiasaan menahan kentut dapat dikaitkan dengan perkembangan divertikulitis.

Itu adalah kondisi peradangan atau pembengkakan kantung yang terbentuk di sepanjang saluran pencernaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com