Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 23 Oktober 2020, 09:15 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Mandi adalah aktivitas penting yang dilakukan untuk membersihkan tubuh secara keseluruhan.

Beberapa orang senang menghabiskan waktu cukup lama untuk mandi, terutama jika mandi menggunakan pancuran.

Meski mandi adalah aktivitas yang penting, namun mandi terlalu lama ternyata tidak dianjurkan, lho. Apa sebabnya?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat(CDC), mandi rata-rata berlangsung selama delapan menit.

Sementara itu, menurut Dewan Dokter Kulit Bersertifikasi, Dr. Edidiong Kaminska, MD, waktu mandi maksimal yang disarankan adalah sekitar lima hingga 10 menit.

Durasi ini dianggap cukup untuk membersihkan dan melembapkan kulit tanpa berlebihan.

"Kulit membutuhkan air, sama seperti tubuh kita, tetapi jika melakukannya secara berlebihan atau kurang, hal itu mungkin memiliki konsekuensi," ungkapnya, seperti dilansir Healthline.

Meskipun mandi air hangat rasanya seperti cara yang tepat untuk memanjakan tubuh, mandi berlebihan juga tidak disarankan karena berpotensi membuat kulit dehidrasi.

“Tujuan mandi adalah untuk melembapkan dan membersihkan kulit, tetapi mandi air hangat atau panas untuk waktu yang lama dapat menghilangkan minyak alami kulit, membuka pori-pori kita dan memungkinkan kelembapan keluar,” kata Kaminska.

Untuk menjaga kelembapan, dia biasa menganjurkan untuk mengoleskan pelembap ke kulit segera setelah mandi karena memungkinkan air tetap terkunci di kulit dan tidak keluar.

Meski mandi terlalu lama tidak disarankan, mandi terlalu sebentar juga tidak dianjurkan karena tubuh mungkin belum cukup bersih.

Kaminska menjelaskan, kita memiliki bakteri dan organisme normal yang hidup di kulit dan ini melindungi kulit dari cedera atau kerusakan.

Jika keseimbangannya condong ke pertumbuhan berlebih dari flora normal atau sehat, kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi kulit.

"Belum lagi risiko bau badan jika terus-menerus mandi terlalu sebentar," kata dia.

Baca juga: Manfaat Mandi Air Hangat di Tengah Masa Pandemi

Air panas, hangat atau dingin
Ketiganya memiliki manfaat. Namun, jika kamu tidak yakin temperatur mana yang paling cocok untukmu, mandilah dengan air hangat atau suam-suam kuku.

Menurut Akademi Dermatologi Amerika, air hangat juga lebih baik untuk kondisi kulit seperti psoriasis dan eksim daripada menggunakan air panas.

Mandi air dingin juga memiliki beberapa manfaat, seperti mengurangi nyeri otot, menenangkan kulit yang teriritasi atau gatal, dan membantu kita bangun di pagi hari.

Mandi air panas juga memiliki manfaat, yakni membantu mengatasi gejala pilek atau batuk dengan melonggarkan dahak dan membuka saluran pernapasan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau