Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2020, 08:10 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Meski begitu, jika kadar gula darah seseorang cukup tinggi, gula mulai meninggalkan aliran darah melalui ginjal dan masuk ke urin.

Molekul glukosa cukup kecil untuk bocor melalui sistem filtrasi ginjal.

Saat molekul glukosa yang berlebihan itu memasuki urin, glukosa menarik air bersamanya seperti spons.

Akibatnya, jumlah urine yang terbentuk dan frekuensi buang air kecil meningkat.

Saat kita kehilangan kelebihan cairan tersebut, kita akhirnya mengalami dehidrasi.

Inilah sebabnya mengapa pasien yang mengalami peningkatan kadar gula darah terlalu lama sering menjadi "kering" dan mungkin berakhir di unit gawat darurat atau unit perawatan intensif.

Begitu mereka tiba, mereka seringkali membutuhkan banyak cairan serta vitamin dan obat-obatan untuk mengendalikan kadar gula mereka dengan cara yang aman.

Dehidrasi juga bisa menjadi tanda kondisi yang dikenal sebagai diabetes insipidus.

Menurut Dr. Goldman, hormon antidiuretik (ADH) adalah hormon yang memungkinkan tubuh menyerap kembali air dari urin yang terbentuk di ginjal.

Penyerapan kembali ini cenderung terjadi paling banyak saat kita mengalami dehidrasi, seperti saat berkeringat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com