Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Asal Diet, Kekurangan Karbohidrat Bisa Berbahaya

Kompas.com - 27/10/2020, 11:14 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Berapa banyak kadar karbohidrat dalam menu makanan Anda sehari-hari? Idealnya, 45-65% asupan kalori orang dewasa setiap harinya adalah karbohidrat.

Jika kekurangan karbohidrat, bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti ketosis hingga gangguan jantung.

Mengetahui bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit sangat penting karena popularitas diet karbohidrat.

Jangan sampai asal-asalan melakukan diet namun justru menyebabkan metabolisme terganggu akibat kekurangan karbohidrat.

Dampak kekurangan karbohidrat

Jika asupan kalori setiap harinya sekitar 2.000, maka 900-1.300 kalori harus berupa karbohidrat. Ini setara dengan 225-325 gram sumber karbohidrat.

Setelah mengonsumsi karbohidrat, tubuh akan menggunakannya sebagai energi, disimpan dalam otot, atau terkonversi menjadi lemak.

Beberapa dampak kekurangan karbohidrat di antaranya:

1. Kekurangan energi

Mengingat karbohidrat yang masuk ke tubuh akan menjadi sumber energi, maka kekurangan karbohidrat membuat seseorang kekurangan energi.

Saat beraktivitas fisik, tubuh menggunakan glikogen sebagai sumber energi. Namun jika asupan karbohidrat tak mencukupi, glikogen pun bisa habis.

Konsekuensinya, tubuh mulai memecah protein dalam otot sebagai sumber energi. Jika hal ini berlangsung selama beberapa bulan, efeknya bisa berbahaya. Utamanya bagi orang yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi.

Metabolisme tubuh akan menjadi lebih lambat, kurang energi, dan risiko tubuh terasa lesu. Selain itu, penyakit kekurangan karbohidrat lainnya bisa mengakibatkan dehidrasidan nyeri otot.

Baca juga: Turun Berat Badan tetapi Tetap Santap Karbohidrat, Bisa Kok

2. Ketosis

Jenis diet karbohidrat yang cukup ekstrem adalah diet keto yaitu dengan mengurangi asupan karbohidrat secara drastis.

Bagi pelaku diet keto, asupan karbo hanya sekitar 5-10% dari keseluruhan kalori harian. Sebagian besar asupan kalori datang dari lemak dan protein.

Ketika tubuh berada dalam kondisi kekurangan karbohidrat, liver akan mengubah lemak menjadi asam yang disebut ketone. Inilah yang akan digunakan tubuh sebagai energi.

Proses yang disebut ketosis ini akan terjadi 3-4 hari setelah mulai membatasi asupan karbohidrat.

Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit keto flu, dengan gejala mual, lemah, dan sakit kepala. Dalam jangka panjang, ketosis bisa menyebabkan dehidrasi hingga kadar gula darah rendah.

Baca juga: 7 Sinyal Tubuh untuk Berhenti Diet Keto

3. Risiko gangguan jantung

Beberapa studi menyebutkan kekurangan karbohidrat dapat meningkatkan risiko kematian seseorang. Utamanya karena meningkatnya risiko fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung.

Orang yang mengalami fibrilasi atrium disertai gejala tubuh lesu, sakit kepala, dan jantung berdebar atau palpitasi karena aliran oksigen yang tidak optimal.

Kondisi ini juga membuat seseorang rentan mengalami serangan jantung hingga stroke.

Baca juga: Efek Diet Keto bagi Kesehatan Jantung

Tanda-tanda kekurangan karbohidrat

Ilustrasi karbohidratSHUTTERSTOCK Ilustrasi karbohidrat
Meski tidak menjalani diet karbo sekalipun, setiap orang berisiko mengalami defisiensi karbohidrat. Beberapa tanda ketika tubuh mengalami kekurangan karbohidrat adalah:

Berat badan tidak turun

Miskonsepsi yang kerap muncul adalah bahwa semakin sedikit konsumsi karbohidrat, berat badan akan turun. Padahal, karbohidrat sangat penting untuk memastikan metabolisme berlangsung efisien.

Jika asupan karbohidrat terlalu rendah, tingkat metabolisme menjadi lebih lambat sehingga berat badan pun tidak berkurang.

Merasa lelah

Jika tubuh terasa lesu dan lelah seharian, bisa jadi indikator kekurangan karbohidrat. Ini terjadi karena ada perubahan pada kadar gula darah.

Fluktuatifnya kadar gula darah menyebabkan sakit kepala, sulit konsentrasi, dan tubuh lesu.

Baca juga: Efek Samping Berhenti Mengonsumsi Karbohidrat

Ingin makanan manis

Ketika tubuh menginginkan sesuatu seperti makanan manis, artinya ada asupan yang tidak terpenuhi secara optimal.

Itulah mengapa setelah makan dalam porsi besar, masih ada keinginan mengonsumsi camilan manis karena nutrisinya tak terpenuhi secara seimbang.

Tak hanya itu, kadar gula darah fluktuatif juga bisa membuat seseorang merasa sangat lapar meski baru makan 1-2 jam sebelumnya. Ini terjadi karena tubuh mengidentifikasi kurangnya asupan karbohidrat.

Pencernaan bermasalah

Idealnya, makanan kaya karbohidrat mengandung serat yang dapat melancarkan pencernaan. Itulah mengapa diet karbohidrat bisa membuat orang yang melakukannya mengalami konstipasi.

Bau mulut

Banyak yang tidak sadar bahwa kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan bau mulut.

Ini terjadi karena tubuh membuat ketone, sumber energi alternatif liver dan otak yang diambil dari cadangan lemak. Substansi ini memiliki aroma khas yang tercium dari saliva atau air liur.

Mengingat hal-hal di atas, individu yang aktif bergerak dan memerlukan banyak energi setiap harinya sebaiknya tidak mengikuti diet karbo yang ketat.

Jika dipaksakan melakukan diet karbohidrat, risikonya tidak memiliki cukup energi dan tubuh akan berada dalam kondisi ketosis.

Baca juga: Waspadai, 4 Risiko pada Tubuh saat Kekurangan Karbohidrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com