Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
drg. Citra Kusumasari, SpKG (K), Ph.D
dokter gigi

Menyelesaikan Program Doktoral di bidang Kariologi dan Kedokteran Gigi Operatif (Cariology and Operative Dentistry), Tokyo Medical and Dental University, Jepang.

Sebelumnya, menempuh Pendidikan Spesialis Konservasi Gigi di Universitas Indonesia, Jakarta dan Pendidikan Dokter Gigi di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Berpraktik di berbagai rumah sakit dan klinik di Jakarta. Ilmu karies, estetik kedokteran gigi, dan perawatan syaraf gigi adalah keahliannya.

Bagaimana Proses Terjadinya Gigi Berlubang

Kompas.com - 28/10/2020, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kemudian, Actinomyces mulai matang dan membantu bakteri lain yang tidak memiliki kemampuan menempel, untuk berkoloni dan menumpuk di dalam lapisan biofilm.

Kurangnya oksigen di lapisan biofilm yang dalam mengakibatkan bakteri mulai melakukan metabolisme karbohidrat dengan cara menghasilkan asam laktat, yang berefek terhadap turunnya tingkat keasaman di dalam biofilm.

Ketika tingkat keasaman turun di bawah tingkat kritis, gigi mulai mengalami demineralisasi untuk menyangga lingkungan yang terlalu asam dengan cara melepas ion kalsium dan fosfatnya. Proses ini dianggap sebagai pemicu kerusakan dan larutnya jaringan keras gigi.

Prosedur ini diawali pada enamel gigi dan jika dibiarkan tanpa perawatan, maka akan mengakibatkan kehilangan seluruh matriks enamel gigi.

Selanjutnya, dentin akan langsung terpapar oleh enzim bakteri. Namun, tidak seperti enamel, keasaman biofilm dapat dengan mudah mendemineralisasi kalsium dari dentin, yang menyebabkan kerusakan kerangka kolagen oleh enzim pemecah molekul protein dari bakteri.

Kerusakan jaringan di dentin memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan enamel gigi.

Faktor kariogenik yang menetap dalam jangka waktu lama akan menghasilkan kerusakan permanen di serat kolagen (denaturasi kolagen).

Dalam keadaan ini, ketika faktor penyebab dihilangkan dan dilakukan pemberian faktor pelindung gigi untuk mendukung proses remineralisasi gigi, maka gigi berlubang di dentin yang lunak dapat dipertahankan dan kolagen yang terdemineralisasi sebagian dapat mengalami remineralisasi.

Baca juga: Sakit Gigi Pengaruhi Kecerdasan Anak

Pencegahan gigi berlubang di tingkat populasi dan individu

Tujuan akhir dari pencegahan gigi berlubang adalah untuk mempertahankan struktur gigi yang sehat, mencegah demineralisasi enamel dan mendorong proses penyembuhan alami.

Target pendekatan pencegahan untuk gigi berlubang dapat meliputi seluruh populasi, misalnya pengadaan air yang mengandung fluor dan membuat regulasi pajak terhadap pembelian makanan dan minuman yang mengandung gula.

Di tingkat individu, pasien disarankan untuk:
1. membatasi jumlah dan frekuensi asupan gula (yang juga terkait dengan obesitas dan pencegahan diaetes mellitus tipe 2)

2. Penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor

3. Pencegahan risiko gigi berlubang dengan melakukan penutupan fisur (ceruk yang sempit dan dalam) di bagian atas mahkota gigi

4. Intervensi pencegahan lain yang lebih intensif seperti:
a. Melakukan diet sehat
b. Melakukan aplikasi fluor secara rutin oleh dokter gigi
c. Menjaga kualitas dan kuantitas air liur tetap normal

Drg. Citra Kusumasari, SpKG(K), Ph.D

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com