Ditambahkan olehnya, mengakui diri sedang lemah, terpuruk, tidak senang, sakit, gagal, kadang malah justru diperlukan.
Namun bukan berarti harus terus terjebak dalam perasaan negatif. Perlu juga untuk mengakui kekuatan di dalam diri untuk mengatasinya.
"Cari tahu apa yang bisa dilakukan untuk membuat diri merasa lebih baik. Ini step yang penting juga," kata Ega.
Cobalah untuk memvalidasi dan ajak diri melakukan suatu aksi sehingga kenyamanan diri bisa dirasakan kembali.
Dengan begitu, toxic positivity bisa dihindari sekaligus bangkit dari keterpurukan.
Baca juga: Membedakan antara Toxic Positivity dan Berpikiran Positif
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.