Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2020, 20:00 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Purwaceng atau purwoceng lebih dikenal sebagai tanaman khas dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah.

Hampir seluruh bagian tanaman purwaceng bisa dimanfaatkan.

Namun, yang paling umum digunakan dari tanaman dengan nama ilmiah Pimpinella pruatjan ini adalah bagian akarnya.

Akar purwaceng umumnya diolah menjadi bentuk bubuk atau serbuk, dan dijadikan campuran minuman seperti kopi atau bahkan susu.

Adanya sejumlah bahan kimia di dalam akar purwaceng membuatnya dianggap memiliki berbagai khasiat, termasuk menambah stamina pria.

Lalu, sebagian masyarakat kemudian bertanya-tanya, bisakah purwaceng mengatasi masalah disfungsi ereksi?

Terkait hal tersebut, dr. Widi Atmoko, Sp.U(K) dari Departemen Urologi FKUI-RSCM menjelaskan, sebagian masyarakat memang meyakini beberapa obat herbal, termasuk di antaranya purwaceng dan pasak bumi, dapat mengobati disfungsi ereksi.

Namun, menurut Widi, sejauh ini klaim tersebut belum dibuktikan melalui uji klinis.

"Sebenarnya kalau obat-obatan herbal ini sudah melalui uji klinis, dosisnya sudah jelas, mungkin bisa menjadi salah satu daya tarik."

"Tapi tentu harus melalui serangkaian uji klinis yang benar-benar sesuai terapi medis di dunia, level internasional."

Demikian diungkapkan Widi dalam webinar bersama ICTEC RSCM FKUI, Selasa (27/10/2020).

Baca juga: 3 Langkah Mengatasi Disfungsi Ereksi Tanpa Obat Kuat

Ia menambahkan, para dokter selalu menganjurkan pasien untuk mengonsunsi obat yang sudah melakukan serangkaian uji klinis, sebab obat-obatan ini sangat berhubungan dengan pembuluh darah.

Bahkan, obat resmi yang digunakan secara sembarangan dengan dosis yang salah pun bisa berakibat fatal terhadap pasien.

Ia mencontohkan jika obat kuat dikonsumsi bersama dengan obat-obatan jantung yang mengandung nitrat.

"Itu bisa berbahaya. Nitrat menurunkan tekanan di pembuluh darah jantung, sedangkan obat-obat kuat melebarkan pembuluh darah. Sehingga tensinya bisa sangat sangat drop, sangat berbahaya," ungkapnya.

Oleh karena itu, penting agar masalah disfungsi ereksi didiskusikan dengan dokter dan pasien mendapatkan saran pengobatan yang tepat.

"Sejauh ini dari sisi medis kami selalu menganjurkan kepada pasien atau para pria untuk mendapatkan obat yang sudah melalui serangkaian uji klinis," ucap Widi.

Baca juga: Mitos Salah yang Perlu Kamu Ketahui tentang Disfungsi Ereksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com