Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Stroke Juga Bisa Terjadi di Usia Muda

Kompas.com - 31/10/2020, 17:47 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Mungkin masih banyak orang yang menganggap stroke sebagai penyakit orang lanjut usia.

Namun, faktanya seiring berjalannya waktu, stroke tak lagi identik sebagai penyakit lansia tetapi juga mulai dialami oleh orang-orang muda.

"Usia muda bukan jaminan tidak akan mengalami stroke."

Demikian diungkapkan oleh Dokter Spesialis Saraf, Herianto, dalam webinar bersama Eka Hospital BSD, Sabtu (31/10/2020).

Dr. Heri memaparkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2013 bahwa prevalensi stroke nasional untuk kelompok usia muda adalah 6,4 pasien per 1.000 penduduk (35-44 tahun), 3,9 pasien per 1.000 penduduk (25-34 tahun) dan 2,6 pasien per 1.000 penduduk (15-24 tahun).

Namun, faktor risiko stroke pada kelompok pasien yang sangat muda ternyata cukup berbeda dengan faktor risiko stroke pada usia dewasa atau usia lanjut.

Pada usia muda, perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya faktor risiko kelainan bawaan, apakah kelainan pembuluh darah seperti malformasi vaskuler atau aneurisma, atau adanya gangguan fungsi pembekuan darah.

"Kelainan-kelainan bawaan inilah yang mungkin perlu kita evaluasi," ucapnya.

Namun, faktor risiko stroke pada usia yang lebih dewasa bisa berkaitan dengan perilaku.

Dr. Heri mencontohkan beberapa kondisi stroke yang dipicu oleh adanya peradangan pembuluh darah, misalnya akibat penggunaan narkoba.

"Terutama untuk remaja dan dewasa muda. Itu yang perlu diwaspadai," katanya.

Baca juga: Kecepatan Penanganan Stroke Tentukan Tingkat Kesembuhan

Mencegah stroke
Asosiasi Jantung Amerika mengeluarkan panduan mengenai delapan langkah pencegahan penyakit jantung dan stroke yang dapat kita terapkan.

Ingatlah bahwa sebagian besar kasus stroke dapat dicegah dengan perubahan pola hidup menjadi lebih sehat.

Delapan langkah tersebut, di antaranya:
1. Mengenali risiko
Penting untuk melakukan medical check up (MCU) secara berkala. Lima hal yang paling penting untuk diperiksakan adalah tekanan darah, kadar gula darah, kadar lemak, lingkar perut, dan Indeks Massa Tubuh (BMI).

Beberapa kondisi seperti merokok, memiliki penyakit ginjal dan riwayat keluarga bisa meningkatkan risiko.

Namun, faktor risiko bisa dikendalikan lewat gaya hidup sehat.

"Kalau punya faktor risiko stroke jangan khawatir, tetapi harus berusaha mengontrol faktor risiko itu," kata dr. Heri.

2. Menerapkan pola makan sehat
Batasi konsumsi karbohidrat dan lemak, perbanyak makan serat dan makan dalam porsi moderat.

Hindari minum minuman manis dan gula tambahan serta mengurangi konsumsi makanan olahan tinggi garam dan lemak trans.

3. Aktif secara fisik
Aktivitas fisik dapat menurunkan risiko stroke hingga 30 persen.

Rekomendasinya adalah 150 menit aktivitas fisik moderat, yang bisa dibagi menjadi beberapa hari.

Aktivitas moderat bisa berupa jalan pagi, lari, bersepeda, berenang, dan aktivitas aerobik lainnya, yang digabung dengan latihan kekuatan.

4. Menjaga berat badan
Hindari berat badan berlebih dan jaga berat badan tetap dalam koridor BMI ideal.

Menurunkan berat badan dapat dilakukan dengan cara mengurangi asupan kalori dan lebih banyak bergerak.

5. Berhenti merokok
Merokok dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan dengan menghambat aliran darah ke otak, dan menyumbang pembentukan gumpalan pada pembuluh darah. Salah satu atau keduanya meningkatkan kemungkinan timbulnya serangan stroke.

Berhenti merokok bukanlah hal mudah. Oleh karena itu, carilah bantuan profesional untuk membantumu berhenti merokok.

6. Mengelola kondisi kesehatan
Segera hubungi profesional medis jika kamu memiliki kondisi tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, atau kondisi lainnya yang meningkatkan risiko stroke.

Kondisi-kondisi tersebut pada umumnya bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.

7. Konsumsi obat sesuai anjuran dokter
Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk menjaga agar gula darah, kolesterol dan tekanan darah tetap terkontrol. Konsumsilah sesuai dengan anjuran dokter.

8. Mencari bantuan
Profesional medis bisa membantumu membuat perencanaan untuk mencegah terjadinya serangan stroke. Jangan ragu untuk bertanya jika memiliki sesuatu untuk ditanyakan.

Baca juga: Stroke Juga Bisa Terjadi di Usia Muda, Bagaimana Mencegahnya?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com