Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Makan Tepat, Kunci bagi Pengidap Psoriasis agar Tak Mudah Kambuh

Kompas.com - 31/10/2020, 18:32 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.comPsoriasis merupakan penyakit autoimun yang menyerang kulit, yang tidak bisa disembuhkan secara total.

Pengobatan untuk psoriasis berjalan seumur hidup, sebab penyakit ini bisa kambuh lagi sewaktu-waktu.

Oleh karenanya, pengobatan psoriasis membutuhkan strategi terapi jangka panjang.

Baca juga: Penyakit Autoimun yang Paling Berbahaya

Target pengobatannya membuat penyakit terkontrol, periode remisi lebih panjang, dan mencegah terjadinya psoriasis derajat berat.

Dokter spesialis kulit Arini Astasari Widodo mengatakan, menjaga psoriasis agar tidak kambuh dalam jangka panjang membutuhkan proses dan diskusi yang tidak sebentar.

Pasien dan dokter spesialis kulit perlu memelajari rencana pengobatan serta pemicu psoriasis.

“Dengan mengenal pemicu psoriasis, maka dapat mencegah psoriasis kambuh,” kata Arini dalam sesi Kulwap Media beberapa waktu lalu.

Terapi jangka panjang yang dilakukan untuk mengobati psoriasis dapat berbeda rejimennya. Hal ini tergantung dari kondisi psoriasis itu sendiri.

Contohnya, pasien sudah menjalani rencana pengobatan untuk psoriasis jangka panjang. Tapi tiba-tiba psoriasisnya kambuh, sehingga harus dilakukan terapi berbeda.

Baca juga: Diet Mediterania Dinilai Memiliki Manfaat Kesehatan Jangka Panjang

“Psoriasis yang kambuh harus segera diobati agar tidak terjadi perluasan,” tambah Arini.

Dokter yang berpraktik di Dermalogia Clinic RS Abdi Waluyo itu menerangkan, pengobatan psoriasis juga berkaitan dengan jenis makanan yang dikonsumsi pasien.

Pasien psoriasis harus menghindari alkohol karena minuman tersebut merupakan faktor pemicu.

Selain itu, pasien juga harus menjaga berat badan karena obesitas dapat memperburuk kondisi psoriasis.

Penelitian pada tahun 2018 menemukan, pasien psoriasis yang menerapkan diet mediterranean lebih sedikit mengalami kekambuhan.

Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan keduanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com