Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tanda Dehidrasi pada Bayi yang Harus Diwaspadai Orangtua

Kompas.com - 01/11/2020, 19:00 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tubuh manusia terdiri dari 60 persen air. Oleh karenanya, kekurangan cairan bisa menyebabkan dehidrasi. Selain kekurangan cairan, anak bisa mengalami dehidrasi karena sakit, flu perut, dan cuaca panas.

Bukan hanya orang dewasa, anak-anak termasuk bayi juga bisa mengalami dehidrasi. Namun mungkin saja orangtua tidak menyadari jika anaknya dehidrasi.

Dehidrasi dapat berbahaya bagi kesehatan karena menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) dan masalah ginjal. Pada bayi, dampaknya bisa lebih fatal.

Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengenali gejala dehidrasi pada bayi. Berikut ulasannya.

1. Bibir kering dan pecah-pecah

Ini adalah tanda dehidrasi paling umum. Bibir kering dan pecah-pecah serta jumlah air liur yang lebih sedikit merupakan tanda peringatan dehidrasi.

Baca juga: Amankah Penggunaan Hand Sanitizer untuk Bayi?

2. Popok kering

Bayi sangat sering buang air kecil sehingga dalam waktu 3-4 jam popok akan benar-benar basah dan perlu diganti.

Jika terjadi penurunan frekuensi buang air kecil pada bayi, maka orangtua tidak boleh menganggap enteng situasinya. Terlebih apabila urine berwarna gelap dan pekat. Hal itu bisa menjadi tanda dehidrasi.

Baca juga: Pahami Tanda-tanda Dehidrasi pada Anak

3. Tidak ada air mata saat menangis

Kehilangan cairan tubuh yang berlebihan juga bisa membuat bayi rewel. Hal ini membuat orangtua kewalahan untuk mendiamkannya.

Selain itu, saat menangis bayi cenderung tidak mengeluarkan air mata. Kedua tanda ini menunjukkan kadar air di dalam tubuh bayi menurun.

4. Rasa kantuk berlebihan

Dehidrasi memengaruhi suasana hati bayi dalam beberapa cara. Salah satunya membuat bayi merasa lesu dan sangat mengantuk.

Bayi akan mulai tidur lebih lama dari biasanya. Lalu mata, pipi, dan bagian di atas kepala akan tampak cekung.

Baca juga: 6 Masalah Makan pada Balita dan Cara Mengatasinya

5. Napas atau detak jantung cepat

Kehilangan air menyebabkan kelelahan dan juga meningkatkan laju detak jantung serta pernapasan.  Selain itu, bayi tidak akan tertarik melakukan aktivitas apa pun.

Apabila bayi melihat salah satu gejala dehidrasi, segera tingkatkan asupan cairan.

Cairan rehidrasi oral yang dirancang untuk menggantikan elektrolit dan gula adalah pilihan terbaik untuk mengatasi dehidrasi.

Berikan cairan setiap jam kepada bayi. Namun jika bayi tampak setengah tidak sadar, berulang kali muntah, atau tidak buang air kecil sama sekali selama lebih dari empat jam maka segera periksakan ke dokter.

Baca juga: 5 Cara Mengajari Anak yang Ketahuan Mencuri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com