Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2020, 23:00 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat bercinta, emosi yang akan kita rasakan akan naik turun bak roller coaster.

Baik itu berhubungan intim dengan santai maupun menggebu-gebu, aktivitas ini akan berpengaruh pada efek kimia yang terjadi di otak.

"Seks itu baik," kata Jamin Brahmbhatt, MD, ahli urologi bersertifikat dan pakar kesehatan seksual.

Baca juga: Gairah Seks Hilang Pasca Melahirkan, Bisakah Diatasi?

"Mengetahui apa yang terjadi pada tubuh dan otak sebelum, selama, dan setelah berhubungan seks berpotensi membuat seks menjadi luar biasa,” imbuh dia.

Pasalnya, mengetahui apa yang terjadi pada tubuh akan membuahkan pengalaman yang lebih nyaman dan lepas.

Kita bakal memahami perasaan diri sendiri, mengerti apa yang disukai, dan bagaimana meminta pasangan kita melakukannya.

Brahmbhatt menjelaskan apa yang terjadi pada otak, mulai dari saat pemanasan sampai orgasme.

Penjelasan ini dijabarkan berdasarkan asumsi wanita dapat mengalami orgasme vagina selama hubungan seksual.

Baca juga: 6 Mitos soal Penis dan Orgasme, Pria Perlu Tahu

Meski demikian, penelitian menunjukkan 75 persen wanita tidak pernah mencapai orgasme hanya dari hubungan seksual, dan 10-15 persen tidak pernah mencapai klimaks apa pun kondisinya.

Sebelum seks

“Saat muncul keinginan biologis untuk berhubungan seks, ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi di dalam tubuh," jelas Brahmbhatt.

"Pada pria, banyak dari kondisi ini didorong oleh testosteron. Pada wanita, proses dorongan seksual sedikit lebih kompleks,” imbuh dia.

Studi MRI menunjukkan, peningkatan aktivitas di bagian tertentu di otak sebelum berhubungan seks, khususnya, sistem limbik (pusat emosional) adalah yang pertama dipicu.

"Area otak bertanggung jawab atas ingatan, ketakutan, agresi, dan emosi lainnya," kata Brahmbhatt.

"Sebab, seks juga menyebabkan pelepasan besar dopamin -zat kimia yang bertanggungjawab atas perasaan senang- ini adalah reaksi yang mirip dengan makan makanan favorit, berjudi, menerima pujian, atau mendengarkan lagu favorit."

"Itu menjadi pengalaman indrawi yang kita cari,” imbuh Brahmbhatt.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com