Sementara itu Tabuchi menilai kaum muda menyukai streetwear dari negeri ginseng karena sudah bosan dengan dengan merek fashion yang sudah ada.
Selama ini streetwear dikenal dari merek ternama, desain pakaian yang bernuansa hype, dan simbol tertentu yang menunjukkan status.
Di sisi lain, fesyen Korea memiliki konsep yang berbeda. Contohnya pakaian dari Another Youth yang menggunakan blazer kulit imitasi dan dihias secara minimal.
Selain itu merek tersebut juga lebih berfokus pada eksekusi garmen.
Tabuchi menjelaskan, generasi muda lebih menghargai kualitas atau desain dibanding sekadar nama merek.
Banyak orang yang senang dengan pakaian Korea karena menawarkan gaya baru dengan harga yang terjangkau.
Baca juga: 5 Drama Korea yang Mengandung Pelajaran Hidup, Apa Saja?
Sedangkan merek fesyen ternama kerap menawarkan gaya yang sama berulang kali.
Di sisi lain, pengaruh media sosial juga kuat. Banyak anak muda yang mencari pakaian dari desainer tertentu karena tertarik dengan desainnya di media sosial.
Belum lagi terkadang merek pakaian Korea mempromosikan produknya lewat film atau serial drama yang ditonton banyak orang.
“Bagi konsumen muda, membeli pakaian bukan tentang seberapa baik kualitas atau seberapa langkanya produk tersebut, tapi tentang menjadi pelopor. Merek Korea menyadari hal ini,” ujar Zia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.