KOMPAS.com - Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan faktor risiko untuk banyak penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, jantung, dan diabetes.
Menurut ahli endokrinologi Dr.dr Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD, FINASIM di Indonesia seseorang dinyatakan obesitas apabila memiliki indeks massa tubuh di atas 24,5.
Penyebab utama obesitas adalah konsumsi makanan tinggi gula dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik.
Jika terus dibiarkan, obesitas dapat mengundang berbagai penyakit, salah satunya diabetes.
Sony menjelaskan, pada orang obesitas terjadi penumpukan lemak di dalam tubuh. Lemak terdiri atas dua jaringan yaitu coklat dan putih.
Lemak coklat baik untuk tubuh karena tidak menyimpan energi (kalori) melainkan malah membakarnya. Sedangkan lemak putih menyimpan energi sehingga apabila berlebih bisa menumpuk dan menyebabkan obesitas.
“Pada orang obesitas lebih banyak komponen lemak putihnya. Lemak putih yang berlebih bukan hanya menyimpan energi tapi juga bahan-bahan yang mengganggu kerja insulin.”
Demikian dipaparkan oleh Sony dalam webinar bertajuk Bersama Diabetasol Sayangi Dia, Selasa (3/11/2020).
Baca juga: Terungkap, Hubungan Obesitas, Peradangan Otak, dan Hobi Makan Banyak
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas untuk menetralisir gula darah dalam tubuh. Apabila kerja insulin terganggu oleh bahan-bahan yang ada di lemak putih, maka pankreas akan terus menerus memproduksi insulin hingga kadar gula darah menjadi normal.
Belum lagi pada orang obesitas peningkatan gula darah cukup tinggi sehingga memperbanyak kebutuhan insulin untuk menetralisirnya. Inilah yang kemudian membebani kerja pankreas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.