Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2020, 18:29 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan faktor risiko untuk banyak penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, jantung, dan diabetes.

Menurut ahli endokrinologi Dr.dr Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD, FINASIM di Indonesia seseorang dinyatakan obesitas apabila memiliki indeks massa tubuh di atas 24,5. 

Penyebab utama obesitas adalah konsumsi makanan tinggi gula dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik. 

Jika terus dibiarkan, obesitas dapat mengundang berbagai penyakit, salah satunya diabetes.

Sony menjelaskan, pada orang obesitas terjadi penumpukan lemak di dalam tubuh. Lemak terdiri atas dua jaringan yaitu coklat dan putih.

Lemak coklat baik untuk tubuh karena tidak menyimpan energi (kalori) melainkan malah membakarnya. Sedangkan lemak putih menyimpan energi sehingga apabila berlebih bisa menumpuk dan menyebabkan obesitas.

“Pada orang obesitas lebih banyak komponen lemak putihnya. Lemak putih yang berlebih bukan hanya menyimpan energi tapi juga bahan-bahan yang mengganggu kerja insulin.”

Demikian dipaparkan oleh Sony dalam webinar bertajuk Bersama Diabetasol Sayangi Dia, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Terungkap, Hubungan Obesitas, Peradangan Otak, dan Hobi Makan Banyak

Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas untuk menetralisir gula darah dalam tubuh. Apabila kerja insulin terganggu oleh bahan-bahan yang ada di lemak putih, maka pankreas akan terus menerus memproduksi insulin hingga kadar gula darah menjadi normal.

Belum lagi pada orang obesitas peningkatan gula darah cukup tinggi sehingga memperbanyak kebutuhan insulin untuk menetralisirnya. Inilah yang kemudian membebani kerja pankreas.

Sebab pankreas karena harus memproduksi insulin lebih banyak dibanding keadaan normal. Jika hal ini berlangsung dalam jangka panjang, maka bisa merusak fungsi pankreas.

“Katakan awalnya pankreas bisa memproduksi 500 persen insulin untuk menurunkan gula darah. Kalau terus menerus dilakukan selama 10-15 tahun tidak akan kuat, bisa turun menjadi 100 persen,” kata dr Sony.

Kurangnya produksi insulin untuk menetralisir gula darah bisa menyebabkan diabetes. Inilah alasannya diabetes rentan terjadi pada orang obesitas.

Baca juga: Kadar Gula Darah Tinggi Memperburuk Infeksi Covid-19

Cara mudah cegah diabetes

Sangat penting untuk menjaga berat badan ideal. Caranya dengan menjaga pola makan dan rutin berolahraga. Apalagi di masa pandemi ini kemungkinan orang lebih banyak mengasup makanan tinggi lemak dan gula.

Pastikan untuk selalu mengonsumsi makanan dengan pola diet seimbang. Biasakan untuk berhenti makan sebelum kenyang agar jumlah kalori yang dikonsumsi tidak berlebih.

Jangan lupa untuk rutin berolahraga setiap hari yang bisa membakar minimal 250 kalori. Apabila bingung ingin melakukan olahraga apa, Sony menyarankan jalan kaki.

“Saya sarankan jalan kaki, 10 ribu langkah itu sudah bisa bakar 250 kalori,” imbuhnya.

“Kalau ingin menurunkan berat badan, maka olahraganya harus ditambah agar kalori yang dibakar semakin banyak. Tapi harus bertahap,” kata Sony.

Baca juga: Jalan Kaki 15 Menit Punya Segudang Manfaat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com