Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak yang Terjadi pada Otak Ketika Sering Maraton Nonton Serial

Kompas.com - 04/11/2020, 15:05 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Mungkin juga penonton merasa mendapatkan kepercayaan diri ketika melihat kualitasnya dihargai dalam serial tersebut.

Misalnya, kamu tertarik pada serial dengan pemeran utama perempuan yang kuat karena kamu merasa sering mengambil peran itu di tempat kerja atau di kelompok sosial.

Baca juga: Menonton Film Bencana Meningkatkan Ketahanan Mental Selama Pandemi

Depresi hingga penyakit kardiovaskular
Menurut beberapa ahli, nonton maraton dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular, penglihatan, perilaku sosialisasi, dan pola tidur seseorang.

Bagi dokter pengobatan keluarga di Ohio State University Wexner Medical Center, Sophia Tolliver, yang seharusnya menjadi perhatian utama adalah bagaimana seseorang menjadi kurang gerak karena kebiasaan nonton maraton.

"Penelitian menunjukkan bahwa duduk dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2," ungkapnya, seperti dilansir Washington Post.

Dalam sebuah penelitian tahun 2018, para peneliti menemukan bahwa duduk lama untuk nonton maraton sama dengan perilaku kurang gerak yang dilakukan dalam waktu lama, dan dapat meningkatkan risiko kondisi seperti trombosis vena dalam, gumpalan darah di kaki yang bisa berakibat fatal jika rusak dan menyebar ke jantung atau paru-paru.

Dalam penelitian tersebut disebutkan, melakukan aktivitas fisik sesuai jumlah yang disarankan bahkan tidak cukup untuk membalikkan risiko pembekuan selama nonton maraton.

Tolliver juga menyoroti soal nonton maraton yang biasanya berbarengan dengan peningkatan asupan kalori.

“Sesi nonton maraton dan kebiasaan ngemil yang menyertainya dapat meningkatkan risiko obesitas,” katanya.

Baca juga: Sedikit Olahraga Saja Bisa Bikin Panjang Umur, Simak Penjelasannya

Selain itu, penelitian menunjukkan mayoritas individu melakukan nonton maraton sendirian.

Kondisi itu menyebabkan kurangnya sosialisasi, yang dapat berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke

Menurut Ahli Saraf Tidur dan Direktur Pusat Gangguan Tidur Universitas Michigan, Ronald Chervin, lebih sedikit hubungan sosial yang signifikan juga dapat meningkatkan depresi dan gangguan suasana hati lainnya.

Menonton beberapa episode sebelum tidur dapat menyebabkan seseorang juga mengalami kurang tidur di malam hari akibat paparan cahaya biru dari layar dalam waktu lama.

"Selain menunda pelepasan melatonin yang membuat kita tetap terjaga, cahaya biru juga dapat mengatur ulang ritme sirkadian kita ke jadwal yang lebih terlambat," katanya.

Padahal, manusia seharusnya berusaha untuk menyesuaikan waktu tidur dengan siklus 24 jam yang ideal.

Pergeseran siklus dapat menyebabkan kesulitan tidur, kesulitan bangun dan secara umum membuat seseorang merasa kurang tidur.

"Menonton di malam hari hanya memperkuat kebiasaan terjaga pada saat-saat yang seharusnya tidak kita lakukan," ujar Chervin.

Mata juga bisa mengalami kelelahan digital jika dipaksa untuk terus fokus ketika nonton maraton.

Menurut Vision Council, 80 persen orang Amerika, misalnya, menggunakan perangkat digital selama lebih dari dua jam sehari, dan 59 persennya melaporkan kelelahan mata, nyeri leher dan bahu, mata kering, sakit kepala, dan penglihatan kabur.

Baca juga: Selama WFH, Istirahatkan Mata Tiap 2 Jam

Boleh nonton maraton, asal....
Sebetulnya, tidak ada yang salah dengan nonton maraton jika dilakukan sesekali.

Psikolog Klinis dari Pusat Medis Ohio State, Brad Lander mengatakan, menonton sebetulnya memberikan efek psikologis yang positif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com