Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyimpan Ponsel di Saku Celana Bisa Menurunkan Kualitas Sperma?

Kompas.com - 04/11/2020, 17:51 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Karena jarang membawa tas, kebanyakan pria akan menyimpan ponsel di saku celana bagian depan.

Sayangnya, beberapa penelitian menunjukkan, menyimpan ponsel terlalu dekat dengan organ reproduksi mungkin bisa menimbulkan risiko.

Diketahui, ponsel memancarkan gelombang frekuensi radio (RF) yang memiliki efek negatif pada jaringan hidup.

Gelombang RF telah dikaitkan dengan gangguan tidur, sakit kepala, peningkatan tekanan darah, kerusakan DNA, dan kesulitan berkonsentrasi.

Hingga saat ini, sebagian besar penelitian berfokus pada efek gelombang RF pada otak karena kita saat menelepon ponsel dekat dengan kepala kita.

Baca juga: Anak Sering Terpapar Gadget Selama Pandemi, Orangtua Harus Apa?

Kabar baiknya, sejauh ini data dari National Cancer Institute dan lembaga kesehatan lainnya belum secara ilmiah menetapkan bahwa penggunaan ponsel menyebabkan kanker.

Akan tetapi, selama dekade terakhir, penelitian ilmiah telah menilai efek gelombang RF pada sperma. Sebagian besar literatur memperingatkan, ponsel tidak boleh berada di bawah garis ikat pinggang.

Pada beberapa penelitian sebelumnya, tidak ada yang mengatakan bahwa gelombang RF ponsel merusak sperma

Kendati demikian, sejumlah penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkemuka dalam 10 tahun terakhir tampaknya menghubungkan gelombang RF dengan jumlah sperma yang lebih rendah.

Misalnya, sebuah studi tahun 2018 yang dipublikasikan dalam jurnal PubMed menemukan bukti bahwa paparan RF-Elektromagnetik berdampak negatif pada kualitas sperma.

Baca juga: Benarkah Ada Manfaat Menelan Sperma?

Sementara yang lain menyimpulkan, apabila paparan lama terhadap gelombang elektromagnetik dari ponsel dikaitkan dengan penurunan jumlah sperma dewasa.

Lalu, pada 2014 para peneliti di University of Exeter Inggris meninjau temuan dari 10 penelitian, yang mencakup 1.492 sampel sperma.

Ilustrasi sperma bergerak menuju ovumSHUTTERSTOCK/Yurchanka Siarhei Ilustrasi sperma bergerak menuju ovum

Gangguan kesuburan

Meskipun ulasan mereka memiliki keterbatasan, penulis menemukan hasil keseluruhan, bahwa memasukkan ponsel ke dalam saku depan berdampak negatif pada kualitas sperma, terutama pria dengan masalah ketidaksuburan.

Pada tahun yang sama, Central European Journal of Urology menyimpulkan, ada korelasi antara radiasi ponsel dan penurunan kemampuan berenang (motilitas) sperma.

Tapi perlu diingat, ponsel pertama diperkenalkan pada tahun 1973. Sedangkan, jumlah sperma terus menurun selama beberapa dekade terakhir.

Nah, penelitian lain juga banyak yang menunjukkan, kalau mengantongi ponsel berhubungan dengan penurunan kualitas air mani, motilitas, serta viabilitas sperma yang rendah dan segala hal yang berkaitan dengan turunnya jumlah sperma.

Baca juga: Pola Makan yang Memengaruhi Kesuburan Pria

Antiradiasi

Sebelum merasa panik, beberapa perusahaan sekarang membuat pakaian dalam pelindung yang diklaim memblokir radiasi medan elektromagnetik nirkabel (EMF).

Dalam produk ini kain katun dilapisi dengan perak, logam yang biasa digunakan untuk melindungi dari radiasi elektromagnetik.

Namun, jika pakaian dalam berlapis perak kurang cocok digunakan, kita dapat menggunakan casing ponsel anti radiasi gelombang RF untuk melindungi penis.

Gelombang RF mungkin bukan satu-satunya ancaman yang ditimbulkan ponsel terhadap sperma.

Kita tahu, bahwa sedikit saja peningkatan suhu skrotum dapat menurunkan produksi sperma. Apa pun yang meningkatkan suhu selain panas yang ditimbulkan ponsel dapat mengurangi viabilitas dan motilitas sperma.

Baca juga: Berapa Lama Sperma di Luar Tubuh Bisa Hidup?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com