Itulah kesimpulan dari meta-analisis di tahun 2017 yang mengamati studi bertahun-tahun tentang keterkaitan kurang tidur dan suasana hati.
Peneliti menemukan bahwa 40-60 persen pasien dalam penelitian melaporkan efek antidepresan.
Respons itu bertahan, apakah itu kurang tidur dalam waktu pendek maupun berkepanjangan pada yang lebih panjang.
Namun, orang lain yang menderita depresi merasakan bahwa gangguan tidur, tidur yang tidak konsisten dan jumlah istirahat yang lebih sedikit dapat meningkatkan depresi mereka.
Sayangnya, belum diketahui penyebab dari perbedaan temuan ini.
5. Mempengaruhi sensitivitas insulin
Pada 2015, para ilmuwan yang mencari hubungan positif antara kurang tidur dan fungsi insulin dalam tubuh melakukan percobaan yang melibatkan anjing.
Para ilmuwan menemukan, anjing yang kurang tidur satu malam memiliki dampak sensitivitas insulin yang sama seperti pola makan tinggi lemak selama enam bulan.
Semakin kurang sensitif tubuh kita terhadap insulin, semakin banyak insulin yang dibutuhkan tubuh dan semakin tinggi risiko kita terkena diabetes.
Untuk anjing dalam penelitian ini, kurang tidur menurunkan sensitivitas insulin mereka secara signifikan, yang pada akhirnya berdampak buruk terhadap tingkat energi atau untuk produksi glukosa internal tubuh.
Baca juga: Waktu Tidur Teratur, Jantung Tetap Sehat
6. Meningkatkan risiko sakit
Penelitian pada 2017 menemukan adanya hubungan antara kurang tidur dalam jangka panjang terhadap sistem kekebalan tubuh yang menurun.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan