KOMPAS.com - Roti adalah jenis makanan yang umum ditemukan di masyarakat dan bisa ditemukan dalam berbagai macam variasi.
Roti tawar putih, misalnya, menjadi pilihan banyak orang karena praktis dan bisa diolah menjadi beragam menu.
Beberapa roti juga menyediakan pilihan rasa yang bisa mengakomodasi berbagai selera.
Namun, banyak dari kita yang mungkin sering membaca dan mendengar bahwa roti putih kurang sehat, berisiko menggemukkan dan dapat memicu sejumlah masalah kesehatan.
Salah satunya adalah karena rendah nutrisi.
Dilansir Livestrong, roti putih terbuat dari tepung olahan.
Menurut Healthy Grains Institute, biji-bijian olahan telah mengalami proses penghilangan kuman yang mengandung protein, mineral, lemak sehat dan vitamin B, dedak yang mengandung antioksidan, vitamin B dan serat, serta endosperma yang mengandung karbohidrat, protein, dan beberapa vitamin, mineral dan serat.
Memurnikan gandum utuh untuk dijadikan putih dengan menghilangkan lapisan luar dan dalam dari biji-bijian tidak hanya menghilangkan serat-serat penting.
Proses itu juga menurunkan kandungan beberapa protein, antioksidan, fitonutrien dan berbagai mineral, termasuk vitamin E, vitamin B-6, kalium dan magnesium.
Sebagian besar tepung olahan diperkaya untuk menggantikan beberapa nutrisi yang hilang dalam proses penggilingan.
Namun, serat makanan sehat yang hilang dalam penggilingan tidak dapat diganti saat memperkaya roti putih.
Mendapatkan nutrisi tambahan secara alami dari makanan dengan biji-bijian utuh lebih sehat daripada mengkonsumsi roti putih yang diperkaya.
Selain itu, tidak semua vitamin dan mineral atau elemen lainnya tergantikan untuk membuat roti putih sebanding dengan roti gandum.
Profil nutrisi spesifik berbeda tergantung pada jenis roti dan produsennya.
Tetapi, menurut Whole Grain Council, roti putih yang paling diperkaya seringkali mengandung lebih sedikit vitamin A, E dan B-6, dan mineral magnesium dan kalium.