Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepatu Boots Patagonia Berbahan Kulit Bison untuk Selamatkan Bumi

Kompas.com - 06/11/2020, 20:19 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber GQ

KOMPAS.com - Perusahaan pakaian dan peralatan outdoor AS Patagonia bisa dibilang bukan brand yang terjebak atau ikut-ikutan apa yang sedang tren di dunia fesyen.

Pendekatan yang mengutamakan fungsi ketimbang tampilan inilah yang membuat Patagonia dipandang sebagai brand atau label yang "keren".

Kita dapat melihat orang-orang memakai sneaker dari merek ternama di jalanan kota besar, namun bisa dipastikan tidak ada satu pun sneaker tersebut yang bermerek Patagonia.

Ya, Patagonia punya fly-fishing boots atau sepatu boot yang dapat dipakai basah-basahan di sungai, tapi sepatu itu agaknya kurang cocok dipakai untuk jalan-jalan di perkotaan.

Nah, kali ini Patagonia melakukan pendekatan yang bisa dibilang berbeda.

Mereka menciptakan produk baru berupa sepatu boots kulit yang terbuat dari proses tanning ramah lingkungan. Dan menariknya lagi, sepatu itu tampak stylish.

Sepatu yang diberi nama Wild Idea Buffalo Boot ini digarap oleh divisi Workwear di Patagonia, yang biasa membuat pakaian outdoor tebal seperti bib overall atau chore jacket.

Wild Idea Buffalo Boot mewujudkan semangat yang sama dengan produk lain Patagonia yang menggunakan kain serat hemp (kain dari tanaman rami yang dapat diolah tanpa campuran serat alami lainnya).

Hanya saja, sepatu ini tidak dibuat dengan kain serat hemp, melainkan kulit bison yang berasal dari South Dakota, AS.

Baca juga: Txture, Sepatu Kualitas Dunia dari Kota Kembang...

Patagonia Wild Idea Buffalo Boot Patagonia Wild Idea Buffalo Boot
Wild Idea Buffalo Boot hadir dalam dua versi, yaitu desain bergaya Chelsea Boot untuk wanita, dan desain cap-toe untuk pria.

Bagi penyuka sepatu boots berbahan kulit, tentu Patagonia Wild Idea Buffalo Boot adalah pilihan tepat.

Sayangnya, meski sepatu ini sudah bisa didapat sejak 30 Oktober kemarin, Patagonia hanya memproduksinya dalam jumlah terbatas, 1.000 pasang.

Rupanya, ada alasan di balik pembatasan produksi sepatu boots ini.

"Kami tidak bergerak dalam bisnis alas kaki," ujar Ed Auman, direktur unit bisnis Patagonia untuk divisi workwear.

"Kami mengetahui hal itu, dan proyek ini bukan tentang menghasilkan uang, tetapi kami merasa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan."

Dari pernyataan Auman, bisa disimpulkan bahwa Patagonia tidak berupaya untuk bersaing dengan brand ternama seperti Redwings atau Dr Martens dalam pembuatan footwear.

Dalam rangka "melakukan tindakan yang benar" seperti disebutkan Auman, Patagonia sekedar berusaha mencari cara untuk memanfaatkan sekitar 1.000 kulit bison yang terbuang percuma per tahunnya.

Kulit-kulit itu adalah limbah dari Wild Idea Buffalo Co., pemasok daging bison di bagian barat South Dakota.

Patagonia Provision, cabang perusahaan yang bergerak di bidang makanan, mengambil daging untuk dendeng kerbau dari Wild Idea serta dua perusahaan lain, Yvon Chouinard dan Dan O'Brien.

Seluruh perusahaan itu memiliki etos bisnis yang sama, yaitu menyelamatkan planet bumi.

Bagi Wild Idea, cara menyelamatkan bumi antara lain dengan membawa kembali bison ke Great Plains, agar hewan-hewan itu menyuburkan tanah, dan menyerap sejumlah besar karbon dioksida.

Karena, ekosistem padang rumput menjadi salah satu penyerap karbon paling efisien di dunia.

Bison di Wild Idea dibesarkan di padang rumput, tidak seperti kebanyakan bison yang dikurung di kandang dan memakan biji-bijian sebelum akhirnya mereka disembelih di pabrik.

Sebelum kolaborasi Wild Idea dengan Patagonia terjalin, sebagian besar kulit bison hanya dimanfaatkan menjadi kompos di peternakan Wild Idea seluas 6.000 acre.

Memang, dengan cara itu limbah kulit tidak sepenuhnya disia-siakan, namun ada cara lebih baik dalam memanfaatkan kulit kerbau ketimbang dijadikan kompos.

"Ide di balik sepatu ini sebenarnya tentang kemajuan," kata Jason Gonzales, kepala pemasaran di Patagonia Workwear.

"Jika kami dapat membantu peternakan dengan menyediakan pasar untuk kulit tersebut, maka kami bisa membantu mengembalikan padang rumput, dan melawan perubahan iklim."

Baca juga: Sagara, Sepatu Boots Premium Tanah Air yang Berkualitas Hermes...

Patagonia Wild Idea Buffalo Boot Patagonia Wild Idea Buffalo Boot
Tentu saja, dengan jumlah material kulit bison yang terbatas, Patagonia hanya dapat memanfaatkan material tersebut sesuai keberadaannya.

Itulah alasan Patagonia hanya meluncurkan sepatu Wild Idea Buffalo Boot sebanyak 1.000 pasang, yang dibagi menjadi 500 sepatu pria dan 500 sepatu wanita.

"Dalam dunia alas kaki, itu seperti penjualan secuil produk Nike," kata Auman.

"Sepatu ini sangat khusus, dan itulah realitas dari rantai pasokan, karena ini adalah cara untuk menggunakan kulit bison yang sebelumnya menjadi kompos."

Proses develop atau pengembangan sepatu ini memakan waktu dua tahun. Beberapa pekerja penyamakan kulit berpengalaman direkrut untuk menangani kulit bison.

Setelah studi yang mendalam, Patagonia bermitra dengan Chicago's Horween Leather Co. yang ternama, dan pembuat sepatu khusus Hugal di Portugal.

Untuk proses menguliti hewan pun terbukti sulit, karena pekerja di Wild Idea yang menyembelih hewan harus mengambil kulitnya tanpa cacat.

Oleh sebab itu mereka memakai jasa Indian asli Amerika untuk mengambil kulitnya. Karena diambil dari hewan liar yang disembelih oleh para pekerja di padang rumput Wild Idea, setiap bagian kulit tidaklah sama.

Artinya, setiap Patagonia Wild Idea Buffalo Boot memiliki keunikan.

"Saat kami mendapat pemahaman tentang apa yang dibutuhkan penyamak kulit, beberapa pekerja kami menguliti hewan dengan cara lama yang mereka pelajari dari nenek moyang mereka," begitu kata manajer peternakan Wild Idea, Colton Jones.

Hasilnya adalah Wild Idea Buffalo Boot yang dibuat secara handmade, mulai dari proses penyembelihan hewan hingga konstruksi sepatu.

Baca juga: Hidalgo, Sepatu Bot Maskulin yang Pikat Hati Jokowi...

Kulit bison memiliki grain atau pola butiran yang alami, sehingga memberikan tampilan dan nuansa unik.

Sepatu boots ini dirancang untuk memamerkan tampilannya yang cenderung "tidak konsisten" dan menonjolkan karakter yang kuat.

Tidak seperti bahan kulit pada umumnya, kulit bison dikenal lentur atau kenyal, sehingga proses pengerjaan sepatu dengan kulit bison jauh berbeda.

Sama seperti sepatu yang berbahan kulit sapi, Wild Idea Buffalo Boot dapat dipakai dalam waktu lama, namun lebih lembut dan dirancang agar lebih nyaman di kaki pemakainya.

"Itu salah satu keindahan yang ada pada bison. Kulitnya memiliki peregangan yang lembut sejak awal," kata Auman.

Manajer peternakan Wild Idea, Jones menambahkan jika material kulit bison juga lebih tahan lama. Ia mengatakan hal itu karena sudah memakai Wild Idea Buffalo Boot selama satu tahun.

"Saya sudah memakainya, dan sepatu ini bertahan dengan baik," katanya.

"Daya tahannya lebih baik daripada sepatu lain yang pernah saya pakai, dan dengan melihatnya, Anda dapat mengetahui bahwa itu adalah produk premium. Sepatu ini juga terasa seperti produk premium."

Wild Idea Buffalo Boot memang tidak meluncur ke pasaran dengan cara "mainstream" seperti Power Vest yang diciptakan oleh Patagonia.

Namun, bisa dipastikan sepatu tersebut akan menjadi harta karun bagi mereka yang sanggup mendapatkannya.

Karena seperti dijelaskan di paragraf awal, sepatu ini hanya dibuat sebanyak 1.000 pasang.

"Tujuan jangka panjang dari proyek ini selalu membuat sepatu boots dengan cara tepat, dari tempat hidup bison, hewan itu, hingga sepatu boots itu sendiri," ucap Jones.

"Bisa berjalan di padang rumput, tempat sepatu boots itu berasal, itu perasaan yang mendalam, terutama saat kami melihat betapa bersemangatnya konsumen terhadap sepatu ini."

Baca juga: Hilang Kamera, Picu Lahirnya Bot Junkard yang Mendunia...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber GQ
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com