Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jam Tidur Berantakan di Tengah Pandemi? Mungkin Ini 4 Penyebabnya

Kompas.com - 07/11/2020, 10:32 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Mereka menunda waktu untuk bangun tidur menjadi 40 menit lebih lama dari biasanya. Selain itu, mereka juga tidur satu jam dan 15 menit lebih lambat dari sebelum pandemi.

Baca juga: Selain Bikin Gemuk, Ada 6 Risiko Makan Malam Terlalu Larut

2. Terlalu lama menghabiskan waktu di tempat tidur

Masih dalam penelitian di Italia, banyak orang mengaku menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur sejak dimulainya pandemi.

Tapi di satu sisi mereka mengalami kualitas tidur yang lebih buruk dan bahkan semakin parah karena tingkat stres, kecemasan, serta depresi meningkat.

"Jika seseorang baru terlelap ketika hari sudah larut atau menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat tidur pada siang hari, tubuh mungkin belum siap untuk tidur lagi di keesokan hari," kata Grandner.

Grandner merekomendasikan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di tempat tidur agar bisa membentuk hubungan yang kuat antara tempat tidur dengan tidur malam.

Lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk bermalas-malasan di tempat tidur juga berarti lebih sedikit sinar matahari dan olahraga. Padahal keduanya dibutuhkan untuk tidur malam yang nyenyak.

“Sebelum pandemi, tubuh banyak bergerak yang bahkan tidak disadari. Misalnya berjalan ke kantor, berjalan ke sarana transportasi umum, berjalan ke restoran atau kedai kopi.”

“Saat pandemi, banyak aktivitas yang hilang karena perubahan. Padahal aktivitas fisik membantu tidur lebih nyenyak,” kata Grandner.

Aktivitas fisik dan paparan cahaya akan membantu seseorang mendapatkan tidur berkualitas tinggi serta menjaga ritme sirkadian tubuh.

Oleh karenanya, meskipun saat ini kebanyakan orang hanya berada di rumah saja, tetap atur jadwal untuk berolahraga dan terkena paparan cahaya. Paling tidak berjalan kaki dalam waktu singkat.

Baca juga: Walau di Rumah Saja, Jangan Kebanyakan Rebahan dan Tidur

3. Mengalami stres

Suatu studi yang dilakukan di China selama tahap awal pandemi menemukan, mereka yang menganggap Covid-19 sebagai ancaman yang sangat besar lebih mungkin mengalami insomnia. Prevalensi insomnia lebih tinggi pada perempuan muda.

Di Amerika, survei oleh Sleep Standards menemukan 68 persen responden mengalami kesulitan tidur atau terus mengalami stres selama lockdown.

"Banyak orang mengalami kesulitan untuk tidak memikirkan segala sesuatu yang terjadi di malam hari. Akibatnya mereka jadi lebih sulit tidur," kata Grandner.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com