Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Presiden, Sri Sultan Juga Punya Sepeda Kreuz Buatan Bandung

Kompas.com - 09/11/2020, 11:39 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Wisnubrata

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sepeda lipat buatan Bandung, Kreuz, rupanya mendapat penggemar dari berbagai kalangan. Sepeda mirip Brompton yang dibuat terbatas itu sangat laku sehingga untuk memesannya harus menunggu lebih dari setahun.

Selain Presiden Joko Widodo, Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas ternyata juga memiliki sepeda Kreuz yang di-custom sesuai pemiliknya.

Adapun Sultan mendapatkan sepeda lipat tersebut dari para putrinya sebagai kado.

"Mbak Mangkubumi (putri pertama Sultan) yang memesan, terus kebetulan pas di hari ulang tahun ibu 31 Oktober," kata putri ke dua Sultan, GKR Condrokirono, Selasa (3/11/2020).

Sementara itu GKR Mangkubumi membenarkan hal tersebut, dia mengatakan ada dua sepeda yang dibeli, satu untuk Ngarsa Dalem (sebutan untuk Sri Sultan) satu lagi untuk GKR Hemas. Kedua sepeda tersebut merupakan kado dari kelima putri Sultan.

"Saat semua beli sepeda buatan Inggris, kita mengapresiasi sepeda karya anak bangsa," ujar GKR Condrokirono.

Baca juga: Jokowi Ikut Pesan Kreuz, Sepeda Brompton Asal Bandung, Warna Apa?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X

A post shared by Kreuz indonesia (@kreuz.indonesia) on Nov 1, 2020 at 3:44pm PST

Adapun sepeda yang dimiliki Sultan dan Ratu Hemas itu berwarna paduan kuning dan hitam. Di bagian framenya disisipkan lambang Katon Yogyakarta, dan tulisan Sri Sultan HB 10 pada satu sepeda, dan nama GKR Hemas pada sepeda lainnya.

Bila sepeda milik Jokowi memiliki nomor frame 0001, maka sepeda milik Sultan dan GKR Hemas ini nomor framenya 0003 dan 0004.

Sultan sendiri senang mendapatkan sepeda itu dan mengatakan dirinya mengapresiasi karya anak bangsa namun belum mencoba sepeda tersebut.

"Tapi saya kira sepertinya buatannya bagus, tapi saya belum sempat nyoba. Waktunya kapan belum ngerti," katanya.

Kedua sepeda tersebut memiliki keistimewaan pasalnya dari kedua sepeda memiliki seri khusus beserta nama pemilik sepeda yang turut disematkan.

Baca juga: Curhat Pembuat Sepeda Kreuz, Banjir Order Sampai Takut Pegang HP

Penggagas Kreuz, Yudi Yudiantara (50) dan Jujun Junaedi (37) mengaku memang tertarik dengan sepeda Brompton lantaran sepeda tersebut memiliki tiga lipatan.

Mereka pun terinsipirasi membuat sepeda yang memiliki fungsi serupa dengan harga yang jauh lebih murah. Mereka kemudian membedah Brompton asli milik temannya untuk menciptakan prototipe pertama sepeda Kreuz dengan fungsi semirip mungkin.

Semua pengerjaan dilakukan handmade dengan melibatkan banyak indutri kecil rumahan, mulai dari tukang bubut, tukang cetak plastik, hingga yang lainnya, dengan bahan baku dalam negeri.

Jujun menjelaskan bahwa Kreuz berasal dari bahasa Jerman yang berarti melintas. Bagi Jujun dan Yudi, kata ini berarti melintasi zona nyaman.

Jujun menambahkan, Kreuz juga diambil dari bahasa Sunda dari kata kareueus yang berarti "kebangaan". Kreuz juga singkatan dari Kreasi Orang Sunda.

Jujun berharap, produknya makin diapresiasi masyarakat Indonesia dan dapat dikenal dunia.

Baca juga: Kreuz, Sepeda Brompton Made in Bandung yang Laris Manis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com