Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Penyebab Nyeri Dada Ketika Hamil dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 09/11/2020, 12:30 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Kehamilan bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri di banyak bagian tubuh.

Ketika sensasi ini terjadi di dada, penyebab umumnya adalah tekanan dari janin yang sedang tumbuh, refluks asam, atau masalah lain yang relatif tidak berbahaya.

Meski begitu, rasa nyeri di dada ketika hamil tetap perlu menjadi perhatian, mengingat pada kasus yang jarang terjadi, kondisi tersebut juga bisa disebabkan oleh masalah kardiovaskular atau komplikasi kehamilan.

Beberapa masalah yang mungkin terjadi, antara lain:

1. Heartburn
Dilansir Medical News Today, saat seseorang makan, sfingter esofagus, katup antara esofagus dan perut, terbuka untuk membiarkan makanan masuk ke dalam perut.

Ketika seseorang tidak makan, sfingter esofagus biasanya menutup untuk menghentikan makanan yang dicerna sebagian dan asam lambung naik kembali ke kerongkongan.

Jika hal ini terjadi, masalahnya disebut refluks asam.

Selama kehamilan, peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan sfingter esofagus menjadi rileks. Kondisi ini meningkatkan risiko naiknya asam lambung.

Refluks asam dapat menyebabkan heartburn, sensasi terbakar di tenggorokan atau mulut yang umumnya terjadi setelah makan, terutama saat orang tersebut berbaring setelah makan.

Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk membantu mencegahnya, antara lain:

  • Menghindari makanan pedas atau berminyak.
  • Makan dengan porsi kecil, dan
  • Tegak lebih lama setelah makan.

Seorang dokter atau apoteker dapat merekomendasikan penggunaan antasid untuk heartburn yang terjadi selama kehamilan.

Jenis obat ini dapat membantu menetralkan asam lambung dan menghilangkan rasa sakit.

Baca juga: Memahami Perbedaan Heartburn, Refluks Asam Lambung, dan GERD

2. Pertumbuhan rahim dan janin
Pertumbuhan janin dan rahim menyebabkan peningkatan tekanan pada organ di sekitarnya, termasuk paru-paru dan perut.

Tekanan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri di dada, biasanya selama trimester kedua dan ketiga.

Peningkatan tekanan pada rongga dada juga dapat menyebabkan:

  • Rasa kenyang lebih cepat saat makan.
  • Detak jantung lebih cepat.
  • Refluks asam, dan
  • Sesak napas.

Seorang ibu hamil yang mengalami gejala di atas sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebabnya.

3. Preeklamsia
Nyeri dada dan bahu selama kehamilan juga dapat mengindikasikan komplikasi serius yang disebut preeklamsia.

Kondisi ini terkadang bisa berakibat fatal bagi ibu dan janin.

Tanda dan gejala umum preeklamsia meliputi:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Sakit kepala terus-menerus.
  • Heartburn yang tidak sembuh dengan perubahan gaya hidup atau obat antasida.
  • Nyeri di perut bagian atas, di sisi kanan, atau di bawah tulang rusuk.
  • Bengkak di tangan dan wajah.
  • Kenaikan berat badan tiba-tiba.
  • Gangguan penglihatan, dan
  • Protein dalam urin.

Preeklamsia biasanya hilang begitu bayi lahir. Namun, pada beberapa wanita, preeklamsia berlanjut setelah kehamilan atau dimulai setelah mereka melahirkan.

Wanita dengan preeklamsia juga dapat mengalami komplikasi terkait, seperti eklampsia atau sindrom yang melibatkan pecahnya sel darah merah, jumlah trombosit yang rendah dan peningkatan enzim hati.

Seorang wanita mungkin tidak tahu bahwa dia menderita preeklamsia atau komplikasi terkait.

Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan dan tes rutin membantu dokter untuk dapat mengidentifikasi masalah ini.

Baca juga: 10 Tanda Awal Kehamilan

4. Penyakit jantung atau serangan jantung
Penyebab nyeri dada yang dapat terjadi namun relatif tidak umum selama kehamilan adalah serangan jantung.

Selama kehamilan, volume darah dalam tubuh meningkat untuk menampung janin yang sedang tumbuh.

Untuk memompa darah ekstra secara efisien, detak jantung wanita meningkat dan ketegangan tambahan ini menyebabkan risiko serangan jantung yang lebih tinggi.

Sebuah studi tahun 2018 menyelidiki kejadian serangan jantung pada wanita di Amerika Serikat yang dirawat di rumah sakit karena komplikasi kehamilan atau periode penyesuaian setelahnya.

Serangan jantung terjadi pada 8,1 dari setiap 100.000 wanita ini.

Wanita yang memiliki penyakit jantung atau kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya memiliki peningkatan risiko serangan jantung selama kehamilan.

Beberapa gejala yang dapat mengindikasikan penyakit jantung, antara lain:

  • Nyeri dada.
  • Detak jantung yang cepat.
  • Batuk kronis.
  • Kesulitan bernapas yang ekstrim.
  • Kelelahan ekstrim.
  • Pembengkakan ekstrim atau penambahan berat badan, dan
  • Pingsan.

Wanita hamil yang mengalami salah satu gejala di atas harus segera memeriksakan diri ke dokter.

Intinya, pada banyak kasus, nyeri dan ketidaknyamanan di dada bukanlah masalah yang berbahaya.

Meski begitu, wanita hamil perlu berkonsultasi dengan dokter jika memiliki peerhatian khusus terhadap kesehatannya atau kesehatan janin.

Penting untuk memenuhi setiap janji dengan dokter atau bidan dan menjalani setiap tes yang direkomendasikan.

Semuanya dapat menunjukkan apakah ada komplikasi yang berkembang, serta untuk memastikan ibu dan bayi dalam keadaan sehat.

Baca juga: Waspada, Obesitas Selama Masa Kehamilan Berpengaruh Buruk pada IQ Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com