Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2020, 13:24 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak orang yang melakukan diet sebagai upaya menurunkan berat badan dan mendapatkan tubuh yang sehat.

Salah satunya yang populer adalah  diet puasa atau puasa intermiten.

Seperti namanya, diet puasa adalah diet di mana kita menetapkan periode waktu antara makan dan berpuasa.

Dalam diet ini, puasa dapat membantu mengembalikan saklar metabolisme, sehingga kita mulai membakar lemak untuk energi alih-alih glukosa tersimpan di hati.

Baca juga: Kondisi yang Berbahaya untuk Melakukan Diet Puasa

Ada berbagai jenis metode puasa intermiten yang bisa disesuaikan dengan gaya hidup.

Nah, berikut ini adalah lima metode puasa intermiten yang paling terkenal dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

1. Puasa alternatif

Puasa ini normalnya dilakukan dalam empat hari dengan pembatasan kalori 500 untuk wanita dan 600 untuk pria per hari. Sementara tiga harinya kita bebas makan apa saja.

Selain itu, metode ini kita disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang nol kalori sebanyak yang kita inginkan.

Minuman tanpa kalori antara lain, air kelapa, minuman ketimun, teh hijau, teh jahe, teh kunyit.

Untuk makanan, kita bisa mengonsumsi 50 gram protein dan beberapa sayuran rendah kalori. Ada salad dengan ayam panggang agar merasa kenyang lebih lama.

Bagi seorang vegetarian, secangkir lentil bisa memberi 18 gram protein. Sebagai aturan praktis, per gram protein memberi kita empat kalori.

Pada hari-hari non-puasa, seseorang dapat makan apa pun yang mereka inginkan.

Studi menemukan, orang yang mengikuti puasa alternatif, tidak makan terlalu banyak kalori pada hari-hari puasa.

Baca juga: Diet Puasa Picu Lenyapnya Massa Otot, Benarkah?

Sebuah studi perbandingan menunjukkan, orang yang mengikuti puasa alternatif hanya mengonsumsi 10 persen lebih banyak kalori pada hari-hari non-puasa.

Metode puasa alternatif ini membuat orang-orang dapat menurunkan berat badan sebanyak 4,5-6 kilogram dalam tiga bulan.

Di samping itu, juga menurunkan tekanan darah dan resistensi insulin.

Kondisi ini mempromosikan autophagy, pembersihan sel yang memungkinkan tubuh membuang sel-sel lama dan rusak untuk menggantinya dengan yang baru.

Kekurangannya, diet ini tidak mudah untuk diikuti. Hal tersebut dibuktikan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine pada 2017.

Di mana, sebanyak 38 persen orang yang menjalani puasa alternatif gagal, dibandingkan dengan 29 persen pelaku diet biasa yang membatasi kalori.

2. Diet 5: 2

Diet 5: 2 adalah versi puasa alternatif yang populer. Metode ini melibatkan dua hari pembatasan kalori dan lima hari makan bebas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com