Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2020, 15:40 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Untuk mengatasinya, bisa dilakukan kelola stres dan terapi bicara dengan pakarnya. Tujuannya adalah untuk meredakan gejala yang muncul.

Baca juga: Stres Panjang Picu Kerontokan Rambut, Bagaimana Prosesnya?

Bukan hanya masalah kebutaan

Stres tak hanya dapat mengakibatkan kebutaan atau penyakit mata lainnya. Ada keluhan lain yang mungkin terjadi seperti:

  • Penglihatan kabur
  • Mata gatal
  • Mata berkedip sebelah
  • Sakit kepala
  • Mata kering
  • Mata berair
  • Lebih sensitif terhadap cahaya
  • Otot mata terasa lelah

Sangat masuk akal jika stres dapat menyebabkan keluhan di atas muncul. Stres adalah respon alami tubuh ketika ada perubahan yang mengganggu kondisi normalnya. Bentuknya bisa perubahan secara fisik, mental, emosional, hingga visual.

Lebih jauh lagi, ketika stres pupil mata akan membesar sehingga cahaya masuk lebih banyak. Dengan demikian, potensi ancaman bisa terlihat kian jelas.

Di sisi lain, adrenalin dan kortisol yang meningkat bisa menimbulkan tekanan pada mata. Akibatnya, mata melihat dengan buram.

Dampak stres pada tiap orang bervariasi mulai dari ringan hingga parah. Banyak pula pasien yang tidak menyadari dampak stres yang dialaminya terhadap fungsi dan kesehatan penglihatannya.

Baca juga: Pahami, Hubungan antara Stres dan Potensi Serangan Jantung

Pentingnya kelola stres

Temuan ini kembali menggarisbawahi pentingnya mengelola stres sebelum menjadi penyebab berbagai penyakit, termasuk masalah penglihatan.

Artinya, strategi mengurangi stres bisa menjadi langkah pencegahan sebelum muncul masalah penglihatan.

Beberapa strategi yang bisa dilakukan mulai dari konseling dengan psikolog, meditasi, berolahraga, tidur cukup, bahkan teknik pernapasan dapat membantu mengelola stres.

Mengubah gaya hidup juga bisa menjadi langkah pencegahan. Contohnya mengatur posisi duduk yang benar saat duduk di depan komputer seharian, menghindari computer vision syndrome, dan mengurangi melihat layar terlalu lama.

Tak hanya itu, dokter juga perlu menanamkan optimisme pada pasien sehingga tidak menyebabkan kecemasan kian dominan. Namun, tentunya dengan tetap memaparkan dengan jelas seputar penyakit yang diderita.

Bahkan pilihan kata saat berkomunikasi dengan pasien juga sangat krusial. Konsekuensi dari apa yang disampaikan dokter juga dapat menentukan level stres yang dirasakan pasien.

Baca juga: 10 Cara Menghilangkan Stres Berat agar Kembali Bahagia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com