Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bohongi Anak walau demi Kebaikan Tetap Berdampak Negatif

Kompas.com - 11/11/2020, 20:39 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Tidak ada orangtua yang ingin anaknya jadi pembohong. Namun, beberapa orangtua tidak menyadari jika mereka juga memberi contoh perbuatan tidak jujur.

Orangtua biasanya berdalih kebohongan tersebut demi kebaikan. Misalnya mengatakan, nasi akan menangis jika anak tidak mau menghabiskan makanannya. Atau saat anak tantrum di mal, orangtua menakut-nakuti akan ditangkap polisi jika tak bisa berhenti menangis.

Kebohongan seperti ini mungkin dianggap sepele, tetapi sebenarnya bisa memberikan dampak buruk bagi perkembangan anak.

Penelitian baru menemukan, berbohong demi kebaikan atau white lies yang sering diucapkan orangtua dapat menyebabkan kecemasan anak meningkat saat remaja.

Tak hanya itu, penelitian juga mengungkapkan, kebohongan orangtua membuat anak perempuan sulit percaya pada orang lain dan tidak merasa terikat dengan orangtuanya.

Baca juga: Menghadapi Anak yang Suka Berbohong

Sedangkan anak laki-laki lebih cenderung mengabaikan kebohongan orangtuanya.

Hasil survei

Hasil penelitian ini didapatkan setelah para akademisi dari Xinyang Normal University, China, melakukan survei terhadap 912 remaja berusia 10 hingga 17 tahun.

Para peserta mengisi kuesioner tentang kebohongan orangtua, keterikatan orangtua-anak, dan hubungannya dengan kecemasan.

Dari survei ditemukan, mengasuh anak dengan kebohongan, biarpun dimaksudkan untuk kebaikan, terkait dengan timbulnya kecemasan.

Penulis utama penelitian Liu Meiting mengatakan, "Studi kami menemukan white lies dapat memiliki efek merusak pada remaja, terutama perempuan."

Baca juga: 7 Cara Mengasuh Remaja Laki-laki agar Lebih Nurut

"Orangtua sering kali memiliki niat baik ketika mereka mengatakan kebohongan putih, tetapi bagi anak-anak kebohongan menciptakan ketidakpastian dan kemudian kecemasan," tambahnya, seperti dikutip Daily Mail.

Anak yang mendapati orangtuanya berbohong menjadi tidak yakin apakah harus memercayai setiap ucapan yang disampaikan oleh orangtua atau orang lain.

"Sering kali menghadapi ketidakpastian seperti itu, anak-anak mungkin akan kesulitan memahami informasi di sekitarnya," kata Meiting.

Penelitian itu menegaskan hubungan yang baik antara orangtua dengan anak sangat penting demi perkembangan anak ke depannya.

Baca juga: Peran Orangtua dalam Mengembangkan Bakat Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Dailymail
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com