Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2020, 05:51 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Sejak awal terjadinya pandemi Covid-19, banyak orang sudah mulai merasakan kecemasan akibat ketidakpastian yang terjadi.

Belum lagi, bagi para penyintas Covid-19 yang harus menerima dampak buruk terhadap kesehatan fisik mereka.

Maka tidak dapat dipungkiri, banyak penyintas Covid-19 yang akhirnya menderita gangguan kesehatan mental.

Baca juga: Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik dengan Meditasi

Berdasarkan sebuah penelitian, sekitar 20 persen penyintas Covid-19 dinyatakan mengalami gangguan kesehatan mental.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Psychiatry juga mengungkapkan, penyintas Covid-19 menunjukkan gejala-gejala masalah kesehatan mental selama 90 hari setelah diagnosis.

Gangguan paling umum yang dialami adalah kecemasan, depresi, dan bahkan kesulitan untuk tidur atau insomnia.

"Kami khawatir, orang yang selamat dari Covid-19 akan berisiko lebih besar mengalami masalah kesehatan mental."

Begitu penuturan Paul Harrison, seorang profesor psikiatri di Britain’s Oxford University.

"Dan, temuan kami menunjukkan kemungkinannya," lanjut dia lagi.

Baca juga: 3 Penyebab Depresi yang Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Anak

Kemudian, studi tersebut juga mengamati catatan kesehatan elektronik lebih dari 62.000 pasien virus corona di Amerika Serikat.

"Penyintas Covid-19 yang terlibat dalam kelompok penelitian memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terkena gangguan mental."

Demikian dikatakan konsultan psikiater di University College London, Michael Bloomfield, yang tidak mengikuti secara langsung penelitian tersebut.

"Ini mungkin terjadi karena kombinasi dari tekanan psikologis yang terkait dengan pandemi dan efek fisik dari penyakit tersebut," sebut dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com