Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 17/02/2023, 07:24 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber BHG

KOMPAS.com - Pupuk kompos yang biasa kita beli untuk menyuburkan tanaman, rupanya bisa kita buat sendiri lho.

Caranya pun cukup mudah, hanya memerlukan makanan sisa dari limbah rumah tangga, yang kemudian akan menjadi sumber makanan juga bagi tanaman di kebun kita.

Untuk kamu yang ingin membuat kompos sendiri di rumah, tidak perlu cemas akan aroma yang akan dikeluarkan dari pupuk kompos yang kita buat sendiri.

Jika membuatnya dengan benar, kompos yang dibuat sendiri tidak akan berbau dan jauh dari kesan berantakan.

Baca juga: Ini Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Rumahan

Jenis Pengomposan

Sebelum mulai menumpuk, ketahuilah bahwa ada dua jenis pengomposan: yakni, dingin dan panas.

Pengomposan dingin sangatlah mudah, kamu hanya perlu mengumpulkan sampah pekarangan atau limbah rumah tangga dari makanan sisa, seperti kulit buah dan sayuran, bubuk kopi dan teh, serta kulit telur.

Bila sudah terkumpul, kemudian siram tumpukan sampah yang diletakkan di dalam wadah dan biarkan.

Selama satu tahun atau lebih, materi akan terurai.

Sedangkan pengomposan panas memerlukan peran yang lebih aktif, tetapi keuntungannya adalah prosesnya akan lebih cepat. Hanya dalam waktu satu hingga tiga bulan selama cuaca hangat.

Empat bahan yang dibutuhkan untuk kompos panas agar bisa berproses dengan cepat adalah nitrogen, karbon, udara, dan air, yang akan memberi makan mikroorganisme, untuk mempercepat proses pembusukan.

Selain itu diperlukan suhu panas, baik lewat wadahnya, atau penempatannya. Suhu panas akan mempercepat kinerja mikroba hingga 60 kali lipat.

Jika memiliki banyak sampah organik, kamu bisa membaginya menjadi dua kelompok. Biarkan kelompok yang satu memasak, sedangkan yang lain dikumpulkan.

Ada juga Vermikompos yang dibuat dengan bantuan cacing. Saat cacing ini memakan sisa makanan, mereka melepaskan coran, yang kaya akan nitrogen.

Namun, cacing yang digunakan tidak boleh sembarangan. Cacing yang digunakan haruslah jenis reworms yang bisa dibeli di pasaran.

Baca juga: 8 Langkah Sederhana Membuat Kompos Sendiri di Rumah

Apa saja yang bisa menjadi kompos?

Pengomposan adalah cara yang bagus untuk menggunakan sisa makanan, atau makanan yang sudah kadaluwarsa yang tidak lagi bisa dikonsumsi.

Siapkan wadah berupa ember dengan penutup di dapur untuk mengumpulkan bahan pengomposan.

Kamu juga bisa mengumpulkan bahan-bahan pengomposan di luar ruangan.

Kumpulkan bahan-bahan berikut ini:

  • Potongan buah
  • Potongan sayuran
  • Ampas kopi
  • Kulit telur (meski butuh waktu beberapa saat untuk membusuk)
  • Potongan rumput dan tanaman
  • Daun kering
  • Kayu cincang halus dan serpihan kulit kayu
  • Sobekan koran
  • Serbuk gergaji dari kayu yang tidak diolah

Perlu menjadi catatan, lebih baik untuk tidak menambahkan bahan-bahan tertentu seperti, kulit jeruk, bawang merah, dan bawang putih ke tumpukan kompos.

Pasalnya, bahan-bahan ini justru dapat mengusir cacing tanah, yang merupakan bagian penting dari pupuk kompos.

Apa yang sebaiknya tidak digunakan untuk kompos

Beberapa jenis makanan ini sebenarnya tidak akan berdampak pada pembuatan kompos. Hanya saja, mereka akan membuat kompos buatanmu berbau tidak sedap dan menarik hewan serta hama untuk mendekat.

Berikut adalah beberapa jenisnya:

  • Semua yang mengandung daging, minyak, lemak, atau lemak
  • Bahan dari tanaman yang sakit
  • Serbuk gergaji atau serpihan dari kayu yang merupakan hasil press atau kayu yang diberi tekanan
  • Kotoran anjing atau kucing
  • Gulma atau rumput liar yang berbiji
  • Produk susu

Baca juga: 7 Tanaman Hias yang Sedang Populer dan Kisaran Harganya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BHG


Terkini Lainnya

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Look Good
Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Feel Good
3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

Look Good
Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Look Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Feel Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Feel Good
Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Look Good
Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Feel Good
Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Feel Good
Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Tanya Pakar - Parenting
Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Look Good
Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Feel Good
Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Feel Good
9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

Feel Good
6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com