"Pria cenderung mengatakan uang itu lebih baik digunakan untuk membiayai kebutuhan anak-anak dan membeli perlengkapan rumah tangga."
"Ujung-ujungnya, istri membeli barang keinginan dengan uang yang dimiliki dan tidak menyentuh uang tabungan rumah tangga. Walau mungkin masih ada sisa," kata Mendez.
Selain itu, ada beberapa ciri yang menunjukkan toxic maskulinity dalam keuangan.
Malah di saat bersamaan, pria akan berkomentar jika pasangan menghamburkan uang yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan dan perlengkapan rumah tangga.
Padahal itu adalah uang pribadi pasangannya.
Ini mungkin tampak bagus, tetapi membuat pasangan tidak tahu persis kondisi keuangan rumah tangga.
Baca juga: Bagaimana Cara Membicarakan Keuangan dengan Pasangan?
2. Pasangan lebih banyak melakukan pekerjaan rumah tangga
Pria yang terjebak toxic masculinity cenderung enggan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Bagi mereka, memasak, membersihkan, dan mengasuh anak adalah tugas wanita.
Bahkan jika pasangannya sibuk bekerja, pria seperti ini tidak mau tahu.
Malah ia akan meminta pasangannya untuk mengatur ulang jadwal kerja agar masih bisa mengurus rumah.
Apabila seorang wanita merasa terlalu banyak pekerjaan rumah yang dilakukannya dibanding suami, maka harus mewaspadai adanya maskulinitas toksik.
Baca juga: Waspadai, Tanda-tanda Kekerasan Finansial dalam Hubungan
3. Mendahulukan kebutuhannya
Tanda lain dari maskulinitas toksik adalah pria ingin semua kebutuhan dan keinginannya didahulukan.
Mereka lebih memprioritaskan kenyamanan dan mengutamakan karier daripada perasaan pasangan.