Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nutrisi yang Tepat Bantu Anak Berprestasi Selama PJJ

Kompas.com - 16/11/2020, 16:37 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pembelajaran jarak jauh (PJJ) memberi tantangan untuk guru, orangtua, dan tentunya siswa. Tak sedikit anak yang merasa bosan mengikuti pelajaran dan prestasinya menurun selama PJJ.

Minat belajar anak yang menurun itu membuat orangtua harus melakukan berbagai cara agar anak kembali bersemangat.

Menurut Prof Dr dr Tjhin Wiguna, SpKJ (K), agar seorang anak bisa belajar dengan baik dibutuhkan fungsi eksekutif yang merupakan bagian dari fungsi kognitifnya.

Fungsi eksekutif berada di otak bagian depan yang memungkinkan anak untuk berpikir kritis, membuat rencana, fokus, dan mengingat perintah.

“Dengan fungsi eksekutif, anak bisa mengontrol emosinya sehingga kalau menemui kesulitan belajar tidak cenderung marah atau frustasi,” kata Prof Tjhin dalam peluncuran virtual Dancow FortiGro #2XLebihSiap beberapa waktu lalu.

Baca juga: Masih PJJ, Kapan KBM Tatap Muka di Sekolah Bisa Dilangsungkan?

Hal lain yang tak kalah penting dari fungsi eksekutif adalah membuat anak memiliki inisiatif yang lebih baik. Dengan begitu mereka bisa merencanakan kegiatan-kegiatan yang hendak dilakukan.

Misalnya, apabila anak ingin menguasai suatu topik pembelajaran, maka mereka harus belajar dulu dengan cara membaca dan berlatih.

Memori kerja

Fungsi eksekutif juga berperan dalam fungsi utama otak yakni memori kerja. Seorang anak mampu menyelesaikan masalah dengan baik apabila memori kerjanya bekerja optimal.

“Memori kerja mampu menyimpan informasi selama beberapa saat, beda dengan memori jangka pendek. Memori kerja juga berfungsi merencanakan dan melakukan tindakan,” ujar Tjhin.

Misalnya ketika anak diberi soal matematika, dengan memori kerja yang optimal, saat melihat soal anak langsung tahu rumus yang harus digunakan dan bisa langsung mengerjakannya.

Baca juga: Mengatasi Screen Time pada Anak Saat Belajar Daring

Memori kerja juga penting untuk merencanakan sesuatu. Misalnya apabila anak hendak berangkat sekolah, mereka tahu arah jalannya kemana, bukan sekadar hafalan karena sudah mengingat hal yang dipelajari sebelumnya.

“Ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk menghubungkan dan menyimpulkan suatu hal,” imbuh psikiater anak dan remaja itu.

Baca juga: Kalau Belajar di Rumah, Tingkat Stres Orangtua Lebih Tinggi dari Anaknya

Memori kerja dibutuhkan oleh anak-anak usia SD. Terlebih sekarang ini pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA digabung menjadi satu.

Ketika memori kerja berfungsi optimal, walau pelajaran-pelajaran tersebut digabung, anak bisa membedakannya. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com