Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2020, 17:57 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Moms.com

KOMPAS.com - Anak balita sering kali mengalami tantrum apabila keinginannya tidak dipenuhi.

Selain itu, tantrum juga bisa terjadi secara tiba-tiba ketika balita merasa tidak nyaman dengan suatu hal.

Sayangnya balita belum memiliki kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dengan benar.

Mereka cenderung melampiaskannya dengan menangis, marah-marah, mengamuk, atau bahkan memberontak.

Baca juga: Hindari Ini Saat Balita Sedang Tantrum

Sebagian besar orangtua merasa kewalahan dan akhirnya kehilangan kesabaran. Terlebih terkadang saat tantrum balita seolah seperti menantang.

Akibatnya emosi yang meninggi membuat orangtua tanpa sadar memarahi atau meneriaki anak agar berhenti berulah.

Tak jarang kata-kata yang dikeluarkan dapat menyakiti anak secara emosional maupun mental.

Tentunya cara tersebut tidak dibenarkan. Ada cara lain yang lebih positif dan penuh kasih yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk mengubah perilaku balita ketika sedang tantrum.

Hal pertama yang harus dilakukan ialah memahami cara kerja otak anak balita. Ini penting agar orangtua bisa mengarahkan energi dan perilaku anak menjadi lebih baik.

Anak balita khususnya usia tiga tahun berada di posisi antara mengetahui dan tidak mengetahui apa yang salah. Beberapa ahli menyebutnya pra-logis.

Dalam hal ini, anak balita dapat berpikir secara logis dan tidak rasional di saat bersamaan.

Inilah yang kemudian membuat perilaku balita ‘tidak jelas’ dan membingungkan orangtua.

Menurut Empowering Parents, daripada berteriak menghadapi situasi ini, orangtua sebaiknya bersikap tenang saat anak tantrum.

Baca juga: 5 Cara agar Tenang dan Terkendali Saat Anak Tantrum

Walau terasa sulit untuk dilakukan tapi inilah yang penting. Sebab anak akan merasa tenang apabila melihat orangtuanya juga tenang.

Hal yang sama juga sering terjadi pada orang dewasa.

Ketika merasa kesal atau tidak ingin melakukan sesuatu, sebagian besar orang dewasa hanya membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.

Bedanya, orang dewasa akan pergi ke suatu tempat untuk kemudian menarik napas dalam-dalam agar bisa tenang.

Sayangnya balita belum memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut. Tak jarang mereka ‘menenangkan diri’ dengan cara mengamuk.

Saat anak tantrum, orangtua perlu memastikan anak berada di tempat yang aman dan biarkan mereka mengatasi amarahnya.

Orangtua bisa memberi tahu bahwa dirinya akan ada di sisi anak untuk mendengarkannya bercerita asalkan mereka tenang.

Hal lain yang bisa dilakukan orangtua adalah mengubah cara mengatakan sesuatu kepada anak.

Menurut Quick and Dirty Tips, ini adalah cara efektif untuk mendorong anak melakukan sesuatu yang diinginkan orangtua.

Baca juga: Anak Tantrum Cari Perhatian, Orangtua Harus Bagaimana?

Misalnya anak menangis karena tak kunjung pergi bertamasya. Padahal orangtua ingin anak membereskan mainannya dulu sebelum pergi.

Daripada mengancam anak dengan kata-kata, “Kita tidak jadi ke taman kalau kamu tidak membereskan mainan”, lebih baik mengubahnya menjadi, “Setelah kamu selesai membereskan mainan kita akan pergi ke taman.”.

Ungkapkan hal itu dengan cara positif dan sebagai hadiah untuk anak.

Kata ‘tidak’ memang bisa berdampak negatif untuk anak. Kata ‘tidak’ bisa memicu emosi anak meledak dan mulai mengamuk.

Coba hindari menggunakan kata ‘tidak’ kecuali jika itu adalah situasi yang serius.

Misalkan saat anak hendak melakukan sesuatu yang tidak aman. Atau ketika orangtua tidak ingin anak melakukan suatu hal.

Tapi ingat untuk memberikan alasan mengapa orangtua tidak ingin anak melakukannya. Selain itu, selalu tawarkan aktivitas alternatif.

Meski terasa sulit, cara ini bekerja positif untuk balita mengatasi tantrumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Moms.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com