"Untuk keseluruhan koleksi, saya balik lagi melihat apa yang saya punya. Saya memakai bahan yang ada di workshop, tidak membeli bahan baru."
Dari kain yang ada, ia mengolahnya menjadi busana dengan teknik khas yang dia miliki, seperti makrame dan bordir.
"Ada beberapa potongan busana basic yang lebih sederhana, dan tentunya bisa dipakai di segala kesempatan," ucap dia.
Baca juga: Tips Menerapkan Fesyen Berkelanjutan
Kesederhanaan dan ramah lingkungan menjadi napas dari koleksi Chitra untuk DFK 2020.
"Saya memerhatikan kebiasaan orang berpakaian, terutama di zaman dahulu. Hampir semua menggunakan tipe pakaian dan warna yang terbatas. Dan itu semua akan hadir di DFK kali ini. Intinya adalah kesederhanaan dan lebih ramah lingkungan," katanya.
Ia pun mencari cara agar dapat menghasilkan karya busana tanpa menambah polusi, salah satunya dengan menggunakan kain sisa produksi.
"Dalam koleksi kali ini kami menggunakan kain sisa produksi dan kain ramah lingkungan seperti katun dan linen organik, serta sisa konveksi yang dikumpulkan dan diproses untuk ditenun kembali menjadi kain."
View this post on Instagram
3. Lulu Lutfi Labibi
Pandemi, bagi Lulu menjadi pengingat bahwa kebutuhan manusia akan sandang akan menjadi lebih sederhana.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.