Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Timbulkan Depresi, Ini 5 Tips untuk Rehat dari Media Sosial

Kompas.com - 18/11/2020, 06:06 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, kita semua memiliki interaksi sosial yang jauh lebih sedikit daripada sebelum pandemi. Jadi, wajar saja jika orang-orang mungkin merasa sedikit terisolasi.

Namun, kehadiran media sosial dapat menjauhkan perasaan terasing karena kita masih dapat berkomunikasi dengan teman-teman dan memperlihatkan kegiatan selama berada di rumah.

Tetapi di sisi lain, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa media sosial berkorelasi dengan depresi, kesepian, hiperaktif, kualitas tidur yang buruk, dan kecemasan.

Salah satu studi yang menarik di University of Pennsylvania mengungkapkan, ketika mahasiswa mengurangi penggunaan media sosial di bawah 30 menit sehari, mereka mengalami peningkatan yang signifikan dalam kebahagiaan hidup.

Faktanya, banyak hal yang dapat memengaruhi depresi dalam menggunakan media sosial, seperti kurang tidur, konsentrasi yang terganggu, dan perundungan di dunia maya.

Inilah sebabnya mengapa studi penggunaan media sosial bersifat korelasional, bukan kausasional. Sebab, akan sangat sulit untuk mengungkap penyebab depresi.

Baca juga: Tanda Kamu Perlu Break dari Media Sosial

Terlepas dari penyebabnya, penggunaan media sosial dapat menimbulkan perasaan depresi karena media sosial adalah bahasa dunia maya.

Di dunia maya, kita tidak bisa melakukan kontak langsung dengan sentuhan atau interaksi tatap muka yang sangat penting dan terbukti berdampak positif pada umur panjang.

Dalam studi, orang bisa hidup lama dan bahagia karena melakukan interaksi tatap muka, lebih dari hampir semua variabel lain, seperti diet dan olahraga.

Misalnya, kita baru saja putus dengan pacar. Ketika kita memberi tahu seorang teman atau keluarga secara langsung tentang hal tersebut, mereka mungkin akan memeluk dan memberi kita nasihat.

Pertukaran timbal balik sosial dan emosional antara teman dan keluarga ini mengurangi perasaan kesepian, serta membuat kita merasa lebih terhubung dengan orang-orang di sekitar yang melindungi dari depresi.

Baca juga: Demi Kesehatan Mental, Perlukah Detoks Media Sosial?

Memang, beristirahat dari media sosial demi mencegah terjadinya depresi sangat sulit untuk dilakukan.

Bagi banyak orang, menelusuri media sosial dapat menjadi stimulus yang membuat ketagihan dan dibutuhkan kemauan yang nyata untuk menghentikan kebiasaan tersebut.

"Jika benar-benar ingin beristirahat dari media sosial, maka kita harus memaksa diri untuk melakukannya. Ini juga membantu kita lebih bertanggung jawab."

Demikian dikatakan oleh seorang psikiater anak dan remaja di Massachusetts General Hospital dan Harvard Medical School, Neha Chaudhary, MD.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com