Berdasarkan studi dari University of Cambridge yang berjudul “Dapatkah polusi udara menghapus manfaat kesehatan dari bersepeda dan berjalan kaki?”, semakin tinggi tingkat PM2.5 (melebihi 100), maka semakin singkat waktu olahraga yang disarankan.
"Tentu ini menyoroti pentingnya mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk olahraga yang aman. Jangan sampai risiko kesehatan dari polusi udara ternyata melebihi manfaat berolahraga."
Demikian diungkapkan Co-founder & Chief Growth Officer Nafas, Piotr Jakubowski dalam paparannya, Selasa (17/11/2020).
Berdasarkan lima wilayah yang dipantau selama 30 hari pada bulan Agustus 2020, yakni DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi, kota dengan pembacaan PM2,5 rata-rata terendah adalah Bogor dan Jakarta Pusat.
Sementara dua daerah yang paling memprihatinkan adalah Tangerang Selatan dan Bekasi, dengan kualitas udara 5 hari tidak layak untuk berjalan di luar selama lebih dari 30 menit
Sampel diambil dari 46 sensor kualitas udara di wilayah Jabodetabek pada eksposur selama olahraga pagi, yakni pukul 05.00 - 09.00 WIB.
Dari pengamatan yang sama, Nafas juga melihat waktu terbaik untuk melakukan olahraga berdasarkan data per jamnya untuk setiap wilayah kota.
Rata-rata, kualitas udara terburuk adalah antara pukul 02.00 hingga 09.00, yang mana mulai membaik dan terus membaik sepanjang hari hingga sekitar pukul 17.00.
Temuan lainnya, rata-rata kualitas udara pada Jumat pagi di sebagian besar lokasi di Jabodetabek lebih baik dari hari-hari lainnya.
Sedangkan hari dengan kualitas udara terburuk adalah Minggu, Selasa dan Rabu, namun bergantung pada lokasinya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.