Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2020, 20:40 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sistem imunitas atau kekebalan tubuh di masa pandemi Covid-19 ini sangat penting untuk semua orang, baik yang belum terinfeksi maupun yang sudah.

Sebuah studi yang dipublikasikan secara online di bioRxiv.org pada 5 November lalu mengungkap fakta terkait imunitas.

Disebutkan, imunitas terhadap SARS-COV-2 dapat bertahan enam bulan atau lebih setelah orang pulih dari infeksi.

Kesimpulan ini muncul setelah para peneliti mengumpulkan sampel darah dari 149 penyintas Covid-19 di awal pandemi.

Baca juga: Perkembangan Terbaru Vaksin Corona, Munculkan Banyak Harapan

Mereka lalu menganalisisnya untuk mengetahui sel-sel kekebalan yang membuat antibodi dapat menghalangi virus corona memasuki kembali ke dalam sel.

Satu bulan setelah infeksi, semua penyintas memiliki antibodi penangkal virus corona.

Enam bulan setelah infeksi, antibodi tersebut lebih kuat dan lebih baik dalam melawan virus yang bermutasi.

Menurut tim di Howard Hughes Medical Institute, penemuan ini menunjukkan, sistem kekebalan orang yang pernah terinfeksi mungkin lebih siap untuk melawan virus jika mereka terpapar lagi.

Baca juga: Masih Diuji, Kapan Vaksin Corona Bisa Diberikan pada Masyarakat?

"Kabar baiknya adalah bahwa orang yang terinfeksi sangat kecil kemungkinannya untuk menjadi sakit lagi, setidaknya selama enam bulan."

Demikian dikatakan oleh salah satu penulis studi, yang merupakan ahli imunologi di The Rockefeller University, New York City, Amerika Serikat, Dr Michel Nussenzweig.

Lalu, peneliti lainnya yang juga ahli imunologi, Dr Christian Gaebler mengatakan ada berita positif lain dari penelitian tersebut.

"Hasilnya menunjukkan, bahwa tidak sulit bagi sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi yang efektif terhadap SARS-CoV-2," ujar dia.

Mengingat, tingkat antibodi penyintas Covid-19 umumnya rendah, hadirnya kekebalan tubuh di begitu banyak penyintas yang pulih merupakan tanda positif untuk mengembangkan vaksin.

Baca juga: Virus Corona Bisa Menempel di Kain, Seberapa Sering Harus Mencuci Pakaian?

"Ide kami adalah jika kami dapat menemukan antibodi penawar seperti itu, kami akan tahu bagian mana dari vaksin virus yang harus ditargetkan," ungkap Nussenzweig.

Antibodi mungkin juga memberikan kerangka yang jelas dalam mengembangkan obat untuk mencegah atau mengobati Covid-19.

"Studi ini memberikan wawasan penting tentang seberapa tahan lama respons kekebalan orang," kata Leo Stamatatos, ahli imunologi di Fred Hutchinson Cancer Research Center, Seattle, yang meninjau temuan tersebut.

"Pekerjaan ini menunjukkan, tubuh kita dapat mengingat SARS-CoV-2 setidaknya selama setengah tahun dan mungkin lebih lama," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com