Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hermès Akan Buka Peternakan Buaya di Australia untuk Bahan Produk Kulit

Kompas.com - 19/11/2020, 14:05 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Hypebeast

KOMPAS.com - Rumah mode mewah Hermès berencana membuka peternakan buaya di Australia.

Rumah mode asal Perancis itu diberitakan telah bekerja sama dengan pria Australia yang sudah berpengalaman di bidangnya bernama Mick Burns untuk membeli lahan bekas pertanian hortikultura dekat Darwin.

Dilansir Hypebeast, rencana itu saat ini sudah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Australia.

Menurut rencana perusahaan, peternakan buaya Hermès akan mempekerjakan 30 karyawan dan diawali dengan menyediakan 4.000 aligator.

Namun, jumlah tersebut diharapkan akan meningkat menjadi 50.000, sekaligus menghasilkan 15.000 kulit setahun.

Rencana ini menuai kritik dari sejumlah kelompok kesejahteraan hewan.

Daerah tersebut saat ini sudah menjadi rumah bagi banyak peternakan buaya.

Meski begitu, angka buaya yang akan dikembangbiakkan oleh Hermès diyakini akan menjadi salah satu yang terbesar di wilayah tersebut.

Pihak-pihak dari kelompok kesejahteraan hewan berpendapat bahwa penggunaan kulit hewan eksotis tidak lagi menjadi praktik yang diterima secara luas.

“Konsumen dan rumah mode saat ini sudah menjauh dari kekejaman terhadap hewan,” kata Nicola Beynon dari Humane Society International.

Ia menyoroti bahwa merek seperti Chanel, Mulberry, Calvin Klein, dan Tommy Hilfiger telah mengadopsi kebijakan kesejahteraan hewan terhadap penggunaan kulit.

Baginya, investasi di industri yang tidak lagi populer adalah hal yang bodoh.

Baca juga: Merek Fesyen Perancis, Hermes, Akan Bangun Peternakan Buaya Terbesar di Australia

Sementara itu, Dr Jed Goodfellow dari Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) Australia juga mengutuk pembunuhan hewan apa pun, terutama jika tujuan kematiannya adalah untuk menghasilkan barang-barang mewah yang tidak penting, seperti bulu atau kulit.

Kondisi intens seperti itu di peternakan buaya, menurutnya, juga dapat meningkatkan sejumlah risiko, seperti cedera akibat kurungan tertutup, pengaturan kandang yang kecil, serta dampak metode pengekangan dan penyembelihan.

Di sisi lain, Ketua Kelompok Spesialis Buaya dari International Union for Conservation of Nature, Profesor Grahame Webb, menilai, upaya yang dilakukan Hermès justru bisa berkontribusi terhadap upaya konservasi di daerah tersebut.

"(Perusahaan-perusahaan itu) harus mendapatkan lebih banyak kendali atas rantai pasokan mereka, sehingga mereka dapat menjamin standar tertinggi,” katanya kepada Guardian.

Menurut Webb, Hermès adalah perusahaan yang sangat konservatif dan mencoba melakukan hal yang benar.

Ia menilai, Australia memiliki reputasi yang sangat baik untuk program pengelolaan buaya di seluruh dunia.

Webb juga menganggap bahwa melakukan pengembangbiakan dari alam liar adalah aksi yang berkelanjutan dan jumlah buaya air asin liar saat ini dianggap sehat dan stabil.

Baca juga: Mengapa Hermes Himalaya Birkin Jadi Tas Termahal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Hypebeast
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com