Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukuran Penis Ternyata Bisa Menyusut, Ketahui 6 Penyebabnya

Kompas.com - Diperbarui 24/10/2022, 21:43 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Ukuran penis bisa bervariasi pada masing-masing pria dan bisa dipengaruhi oleh beberapa kondisi.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di BJU International menemukan bahwa ras atau etnis sebetulnya tidak memengaruhi ukuran penis seseorang.

Penelitian tersebut menemukan ukuran penis rata-rata dapar dikategorikan dalam kisaran berikut:

  • Panjang rata-rata penis yang lembek: 9,16 cm.
  • Panjang rata-rata penis yang meregang: 13,24 cm.
  • Panjang rata-rata penis yang ereksi: 13,12 cm.
  • Panjang rata-rata lingkar penis yang lembek: 9,31 cm.
  • Panjang rata-rata lingkar penis yang ereksi: 11,66 cm.

Kebanyakan pria amat peduli dengan ukuran penisnya.

Fakta bahwa penyusutan penis bisa terjadi mungkin berpotensi menimbulkan kekhawatiran pada beberapa pria.

Dilansir Medical News Today, penyusutan penis merupakan penurunan ukuran penis.

Penyusutan terkadang bersifat permanen, dan di lain waktu kondisi tersebut adalah hasil dari masalah yang dapat diobati atau karena kebiasaan gaya hidup.

Sebelum khawatir berlebihan, ada baiknya memahami terlebih dahulu penyebab terjadinya penyusutan penis, di antaranya:

1. Penuaan

Seiring bertambahnya usia, timbunan lemak menumpuk di arteri yang menyebabkan aliran darah ke penis berkurang.

Kondisi ini menyebabkan sel-sel otot di saluran ereksi di dalam penis menjadi lebih lemah.

Saluran tersebut dapat menyebabkan ereksi pada pria ketika membesar karena darah.

Jadi, lebih sedikit aliran darah berarti ereksi yang lebih kecil atau lebih sedikit.

Alasan lain yang memungkinkan terjadinya penyusutan penis adalah penumpukan jaringan parut yang disebabkan oleh cedera kecil selama bertahun-tahun akibat seks dan olahraga.

Akumulasi jaringan parut ini memengaruhi jaringan ereksi yang bertekstur seperti spons pada penis, menyebabkan penis menyusut dan ukuran ereksinya terbatas.

Baca juga: Usia Bertambah, Ukuran Penis Pun Menyusut, Benarkah?

2. Kenaikan berat badan

Kenaikan berat badan, terutama di sekitar perut, perlu menjadi perhatian bagi para pria seiring bertambahnya usia.

Meskipun penis pria mungkin tampak lebih kecil akibat penambahan berat badan, namun penis sebetulnya tidak menyusut.

Alasan mengapa penis terlihat lebih kecil adalah karena penis menempel pada dinding perut, dan ketika perut mengembang, penis akan tertarik ke dalam.

Jika seorang pria kehilangan berat badan, penis akan mendapatkan kembali bentuknya dan kembali ke ukuran biasa.

3. Bedah prostat

Penelitian menunjukkan, pria yang pernah menjalani operasi pengangkatan kelenjar prostat kanker (prostatektomi radikal) mungkin mengalami sedikit penyusutan penis.

Sebuah laporan dalam International Journal of Impotence Research menemukan bahwa 71 persen pria yang menjalani prostatektomi radikal mengalami penyusutan penis.

Tetapi para peneliti tidak begitu tahu mengapa penyusutan terjadi setelah prostatektomi radikal.

Beberapa peneliti berpikir itu mungkin berkaitan dengan memendeknya saluran kencing, yang terhubung ke kandung kemih, selama prostatektomi.

Baca juga: Beragam Gejala Kanker Prostat dan Pentingnya Pemeriksaan Dini

4. Penyakit peyronie

Pada penyakit peyronie, jaringan parut fibrosa berkembang di dalam penis, yang menyebabkan penis bengkok saat ereksi.

Sering kali, ereksi melengkung tak perlu dikhawatirkan, tetapi bagi beberapa pria bengkokan itu mungkin terasa signifikan atau menyakitkan.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), Peyronie dialami hingga 23 persen pria berusia 40-70 tahun.

Kemungkinan ada lebih banyak pria yang mengalami kondisi ini, tetapi belum melaporkannya ke dokter karena merasa malu.

Peyronie berkembang seiring bertambahnya usia.

Namun, penyakit ini mulai terlihat dialami pria berusia sekitar 30 tahun.

Peyronie dapat menyebabkan penurunan panjang dan lingkar penis pria.

Pada kebanyakan kasus, peyronie dapat menghilang dengan sendirinya, tetapi kondisi itu bisa menetap atau bahkan menjadi lebih buruk.

Dokter hanya akan mempertimbangkan pengobatan jika bengkokan itu menyakitkan atau mencegah hubungan seksual.

Pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan parut yang menyebabkan penyusutan, pembengkokan atau nyeri.

5. Obat-obatan

Beberapa obat dapat menyebabkan penyusutan penis, termasuk Adderall, yang diresepkan untuk defisit perhatian atau hiperaktif, beberapa antidepresan dan antipsikotik, serta beberapa obat yang diresepkan untuk mengobati prostat yang membesar

Sebuah studi tahun 2012 yang dilaporkan dalam Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa beberapa pria yang menjadi subjek studi menggunakan finasteride untuk mengobati prostat yang membesar.

Mereka kemudian melaporkan ukuran penis yang lebih kecil dan sensasi yang berkurang.

Studi lainnya di tahun 2014 yang dilaporkan dalam jurnal Urology menemukan, 41 persen pria yang memakai dutasteride untuk pengobatan prostat yang membesar mengalami beberapa bentuk disfungsi seksual.

Baca juga: Mitos Tentang Ukuran Penis, Mana yang Benar?

6. Merokok

Bahan kimia dari rokok dapat melukai pembuluh darah di penis serta menghambat penis terisi darah dan meregang.

Terlepas dari rangsangan dan pengaruhnya terhadap otak, jika pembuluh darah rusak, penis tidak akan mencapai ereksi.

Menurut BBC, sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1998 oleh Boston University of Medicine meneliti penis yang ereksi dari 200 pria.

Hasil penelitian tersebut menemukan, perokok memiliki penis ereksi yang lebih pendek dibandingkan dengan pria yang tidak merokok.

Para peneliti meyakini, hal itu disebabkan karena merokok menghambat aliran darah dan mencegah penis meregang, yang pada akhirnya dapat mengurangi panjang penis.

Menurut sebuah studi tahun 2017 yang dilaporkan di BJU International, merokok juga berkaitan dengan disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi memengaruhi kemampuan pria untuk mempertahankan ereksi, dan merokok juga dapat mencegah ereksi.

Baca juga: Bisakah Purwaceng Atasi Disfungsi Ereksi?

Mengatasi penyusutan penis

Kabar baiknya, menurut Very Well Health, kebanyakan pasangan tidak peduli dengan ukuran penis, dan di beberapa kasus, ukuran penis yang terlalu besar justru bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada pasangan.

Jadi, penyusutan penis mungkin bisa membuat Anda stres, terutama jika itu adalah kejadian yang benar-benar tak terduga.

Namun, berhentilah merasa insecure karena ada banyak faktor yang bisa menentukan kepuasan kehidupan seks seseorang, dan ukuran penis mungkin tidak termasuk di dalamnya.

Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa Anda upayakan:

  • Jika Anda memiliki berat badan berlebih, usahakan untuk menurunkannya. Usaha itu tentu akan mengubah tampilan penis yang menyusut.
  • Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan, cobalah melihat kembali jenis obat yang dikonsumsi apakah memang berpotensi memicu penyusutan penis. Tanyakan pada dokter untuk alternatif obat sebagai pengganti.
  • Olahraga dapat membantu mengatasi masalah berkaitan dengan ukuran penis, sebab aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah melalui tubuh. Namun, berhati-hatilah karena olahraga spesifik yang melibatkan penis dapat menimbulkan cedera.
  • Minum banyak air.
  • Menghindari pakaian dalam dan celana ketat. Jika aliran darah terhambat, ukuran penis tentunya juga akan terpengaruh.
  • Berhenti merokok.
  • Bagi beberapa pria yang mengalami penyusutan penis setelah pengangkatan prostat, kondisinya dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa bulan hingga satu tahun. Rehabilitasi penis setelah operasi dapat membantu pria mendapatkan kembali fungsi ereksi, dan obat-obatan, seperti Viagra dan Cialis, dapat meningkatkan aliran darah ke penis, dan
  • Mengobati penyakit peyronie dengan pembedahan atau ultrasound. Penyusutan penis tidak dapat diubah, tetapi memperbaiki kelengkungan dapat membantu meningkatkan fungsi seksual dan mengurangi rasa sakit.

Baca juga: Bagaimana Perbandingan Ukuran Penis Indonesia dengan Negara Lain?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com