Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2020, 07:51 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) menyetujui tes Covid-19 yang bisa dilakukan sendiri di rumah.

Tes dengan metode swab pada hidung yang dikembangkan oleh perusahaan asal California, Lucira Health itu akan dijual dengan harga sekitar 50 dolar AS atau sekitar Rp 708 ribu.

Tes tersebut hanya boleh dilakukan orang-orang yang berusia di atas 14 tahun dan hasilnya akan dikirimkan dalam waktu 30 menit saja.

Pihak Lucira mengatakan, uji klinis telah menunjukkan bahwa 100 persen pasien yang mencoba mampu melakukan tes rapid dalam waktu sekitar dua menit.

Bahkan, itu jauh lebih cepat daripada melalui laboratorium yang membutuhkan waktu dua hingga tujuh hari untuk mengeluarkan hasil tesnya.

Sebelumnya, sejumlah alat tes mandiri lain telah disetujui oleh FDA , tetapi semuanya hanya berupa pengambilan sampel dan tetap harus dikirim ke laboratorium untuk diproses.

Tes laboratorium yang mencari materi genetik virus corona dengan menggunakan teknik polymerase chain reaction (PCR) masih dianggap sebagai standar baku dalam mendeteksi virus. Namun, sebenarnya tes baru yang dilakukan di rumah pun memiliki prinsip yang sama.

Seperti PCR, tes tersebut juga mencari materi genetik hingga mencapai tingkat yang dapat dideteksi. Meskipun lebih cepat dan lebih mudah digunakan daripada tes PCR, metode baru ini dianggap kurang akurat.

Baca juga: Menkes Terawan Klaim Angka Tes Covid-19 di Indonesia Memenuhi Standar WHO

Nantinya orang yang melakukan tes harus melaporkan hasilnya ke penyedia layanan kesehatan maupun otoritas kesehatan guna membantu melacak penyebaran virus.

Menurut pihak Lucira, tes tersebut secara akurat mendeteksi 94 persen infeksi yang ditemukan oleh tes PCR yang mapan. Ia juga mengidentifikasi dengan tepat 98 persen orang sehat dan tidak terinfeksi.

Saskia Popescu, seorang ahli pencegahan infeksi dan ahli epidemiologi di Universitas George Mason, Virginia memperingatkan, bahwa pengujian di rumah ini tidak boleh dilihat sebagai solusi.

Untuk membantu mengisi lebih banyak celah dalam diagnostik virus corona, Popescu mengatakan apabila tes tersebut membutuhkan pengujian berbasis lab yang lebih mudah diakses dan cepat.

Baca juga: PR Pelacakan Kontak di Tengah Tes Covid-19 yang Masif di Jakarta...

Di Amerika Serikat, alat tes ini diharapkan bisa diresepkan oleh dokter. Pada kuartal kedua tahun 2021, perusahaan tersebut juga berencana mengajukan permintaan penggunaan darurat. Sehingga, orang-orang yang positif terinfeksi Covid-19 dapat berkomunikasi dengan tenaga medis secara online untuk mendapatkan resepnya.

"Otorisasi ini untuk tes lengkap di rumah yang merupakan langkah signifikan menuju tanggap nasional FDA terhadap Covid-19," kata direktur Pusat Perangkat dan Kesehatan Radiologi FDA, Jeff Shuren.

"Sekarang, banyak orang Amerika dengan Covid-19 yang dapat mengambil tindakan segera untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar mereka," sambung dia.

Penyebaran virus Covid-19 di AS sampai pada Rabu (18/11/2020) sudah melewati 11,4 juta dengan jumlah kematian melewati 248 ribu orang.

Sementara itu, Brasil melewati 5,9 juta kasus dan memiliki lebih dari 166.600 kematian jika dilihat dalam penghitungan Hopkins.

Apabila ditotal secara keseluruhan, jumlah infeksi di seluruh dunia dilaporkan melewati 55,7 juta dengan lebih dari 1,3 juta kematian.

Baca juga: Sudah Mati, Sisa Virus Masih Bisa Terdeteksi Alat Tes PCR dalam Jangka Waktu Lama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com