Ketika anak-anak menyaksikan bagaimana karakter fiksi mengatasi situasi menakutkan, mereka dapat belajar menumbuhkan sikap bertahan hidup pada diri mereka sendiri.
"Bagian dari mengembangkan ketahanan adalah mampu mengidentifikasi hal-hal positif dan menemukan strategi untuk mengatasinya," lanjut dia.
Lantas, bolehkah orangtua mengajak anak-anak mereka untuk menonton film horor?
Jawabannya tentu saja akan berbeda untuk setiap keluarga. Pertama-tama, orangtua perlu mempertimbangkan nilai-nilai keluarga mereka terlebih dulu.
Dry merekomendasikan untuk tidak memperkenalkan film horor kepada anak-anak yang masih sangat kecil, karena berpotensi menciptakan kecemasan jangka panjang.
Anak-anak yang berusia sekitar usia 4 tahun masih mencari cara untuk mengelola ketakutan mereka secara alami.
Dengan mempertontonkan film yang menyeramkan justru akan membuat mereka mengalami kesulitan.
Berikutnya, pertimbangkan kepribadian dan minat anak-anak. Sebab, beberapa anak cukup pandai mengatakan film itu tidak nyata dengan lugas.
Namun, ada juga anak-anak yang lebih sensitif dan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih setelah melihat sesuatu yang menakutkan mereka.
Ketahuilah, apa yang dianggap menakutkan oleh seorang anak pun mungkin tidak mengganggu anak lainnya.
Film tentang kucing atau lebah bisa menyenangkan atau menakutkan, tergantung siapa yang menonton.
Kita tidak dapat memprediksi bagaimana reaksi anak-anak terhadap film horor, tetapi kita bisa meningkatkan kemungkinan itu demi menjadi pengalaman yang positif.
Jadi, setidaknya kita perlu memahami film yang ingin ditonton oleh anak-anak, agar kita tahu apakah itu terlalu berlebihan.
Baca juga: Nonton Film Horor, Baik Atau Buruk bagi Kesehatan?
Jika ingin mengajak anak menonton film horor, ada baiknya apabila kita memulainya dengan film yang tidak terlalu menakutkan dan menontonnya bersama-sama.
Ini bisa berupa film kartun atau animasi seperti the Nightmare Before Christmas atau Monsters Inc.