Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali, 10 Hal yang Tak Dilakukan Orang "Bermental Kuat"

Kompas.com - 23/11/2020, 18:47 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa di antara kita mungkin selalu berkeinginan untuk menyenangkan orang lain dalam hal apa pun.

Kita berharap, dengan mengatakan ya untuk semua yang diminta akan membantu kita merasa diterima dan disukai.

Namun tanpa disadari, perasaan ingin menyenangkan orang lain ternyata mungkin timbul dari pengalaman yang buruk, misalnya ada riwayat penganiyaan.

Sehingga, kita mengatasi hal itu dengan mencoba untuk menyenangkan orang-orang agar mereka tidak memperlakukan kita dengan buruk.

Baca juga: Penyintas Covid-19 Banyak Alami Masalah Kesehatan Mental

Seiring berjalannya waktu, menyenangkan orang menjadi cara hidup yang sulit dibedakan dengan berbuat kebaikan yang sesungguhnya.

Sebab, tak sedikit dari kita yang menyenangkan orang lain karena terpaksa supaya tidak terlibat di dalam sebuah konflik.

Bahkan akibatnya, kita justru membiarkan orang lain memanfaatkannya.

Oleh karena itu, menyenangkan orang bisa menjadi masalah mental yang serius dan menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan.

Ada pun 10 tanda yang harus disadari ketika kita berusaha terlalu keras untuk menyenangkan orang lain. dan tak dilakukan oleh mereka yang bermental kuat.

1. Berpura-pura setuju

Mendengarkan dengan sopan saat orang lain menyampaikan pendapat meskipun kita tidak setuju adalah keterampilan sosial yang baik.

Namun, apabila kita berpura-pura setuju hanya karena ingin disukai, maka hal itu dapat menyebabkan kita terlibat dalam perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kita sendiri.

Untuk itu, ungkapkan pendapat kita tentang sesuatu yang sederhana atau mengambil sikap untuk sesuatu yang kita yakini.

2. Bertanggung jawab atas perasaan orang lain

Mengenali bagaimana perilaku kita dapat memengaruhi orang lain adalah hal yang sehat.

Namun, berpikir kita memiliki kekuatan untuk membuat seseorang bahagia, sedih atau marah itu adalah sebuah masalah.

Baca juga: Yang Terjadi pada Tubuh Kita Saat Sedang Marah

Kita tidak bisa mengendalikan emosi seseorang karena setiap individu bertanggung jawab atas perasaan mereka masing-masing.

Kecuali jika kita memang dengan sengaja membuat seseorang sedih atau marah, kita harus segera minta maaf.

3. Meminta maaf berlebihan

Meminta maaf apabila kita melakukan sebuah kesalahan merupakan perbuatan yang baik dan sangat terpuji.

Sayangnya, kita terkadang menyalahkan diri sendiri secara berlebihan atau takut orang lain selalu menyalahkan kita meskipun kita tidak berbuat salah.

Sehingga, kondisi tersebut membuat kita terlalu sering minta maaf dan hal ini bisa menjadi pertanda masalah yang lebih besar pada diri kita.

Jadi, meminta maaf ketika memang dibutuhkan saja atau saat kita melakukan sesuatu yang salah dan mengganggu orang lain.

4. Merasa terbebani 

Tak jarang orang-orang mengajak kita untuk melakukan sesuatu yang mereka sukai. Sementara kita tidak suka melakukannya.

Namun, untuk mencegah terjadinya konflik kita terpaksa mengikutinya lalu merasa terbebani.

Sebenarnya, kita memiliki pilihan sendiri untuk apa yang ingin kita lakukan.

Kita bisa menolak orang lain dengan halus daripada nantinya menjalani sesuatu dengan berat hati.

5. Sulit mengatakan tidak

Sulitnya mengatakan tidak pada orang lain sepertinya sering sekali kita alami untuk menyenangkan orang lain.

Baca juga: 7 Manfaat Pelihara Tanaman untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Padahal, dengan mengatakan ya pada semua hal, termasuk sesuatu yang tidak kita inginkan, bisa membuat kita tidak pernah mencapai tujuan kita sendiri.

Akibatnya, banyak orang yang akhirnya harus berbohong untuk tidak menindaklanjuti apa yang mereka 'iyakan' sebelumnya.

Mulailah keluar dari kebiasaan menyenangkan orang lain dengan mengatakan tidak pada sesuatu yang kecil.

6. Tidak nyaman jika seseorang marah

Hanya karena seseorang marah bukan berarti kita melakukan sebuah kesalahan.

Terkadang, ada orang-orang yang marah karena kesalahan mereka sendiri dan mencoba melibatkan kita dalam masalahnya.

Nah, inilah yang kemudian memicu kita untuk merasa tidak nyaman atau tidak enak. Sehingga kita jadi menyalahkan diri kita sendiri.

Dalam kasus ini, mungkin kita bisa membantu orang tersebut untuk lebih tenang dan mendengarkan masalahnya.

7. Bertindak seperti orang lain

Demi menyenangkan orang lain, kita biasanya akan menampilkan sisi lain dari kepribadian kita yang menyabotase kesenangan diri sendiri.

Sebuah studi menunjukkan, kesenangan orang terlibat dalam perilaku semacam ini merusak diri sendiri -jika mereka pikir itu akan membantu orang lain merasa lebih nyaman dalam situasi sosial.

Misalnya, orang yang menyenangkan dengan makan lebih banyak ketika mereka pikir itu akan membuat orang lain bahagia.

8. Membutuhkan pujian untuk merasa baik

Mendapatkan pujian dan kata-kata baik bisa membuat siapa pun merasa senang.

Itulah mengapa, kesenangan orang kerap kali bergantung pada validasi.

Jika harga diri kita bergantung sepenuhnya pada apa yang orang lain pikirkan, kita hanya akan merasa baik ketika orang lain menghujani kita dengan pujian saja.

Baca juga: Sering Konflik dengan Pasangan Memicu Penyakit Fisik

9. Berusaha menghindari konflik

Ini adalah alasan utama mengapa kita selalu ingin menyenangkan orang lain. Ya karena tidak ingin terlibat dalam konflik.

Namun, menghindari konflik dengan cara apa pun berarti bisa saja membuat kita membela hal-hal yang mungkin tidak benar.

Meskipun sulit, kita bisa mulai mencoba menghadapi konflik. Terlebih jika masalah tersebut patut diperjuangkan, dan kita merasa berada di jalan yang benar.

10. Tidak mengakui sedang terluka

Kita tidak dapat membentuk hubungan yang autentik dengan orang lain, kecuali bersedia untuk mengakui perasaan kita sedang terluka.

Banyak dari kita yang menyangkal perasaan marah, sedih, malu, atau kecewa terluka secara emosional demi membuat hubungan tetap baik.

Apabila sikap seperti ini dipertahankan terlalu lama, bukan hanya menjadi racun di dalam hubungan tetapi juga bagi kesehatan mental kita.

Kendati demikian, menunjukkan diri kita sebagai pribadi yang menyenangkan sebenarnya penting.

Baca juga: Periksa Kesehatan Mental, Pilih Psikolog atau Psikiater?

Namun jika dilakukan secara berlebihan, hal ini akan menjadi bumerang dan kehidupan kita berpotensi besar untuk dimanfaatkan orang lain.

Setiap langkah yang kita ambil akan membantu kita mendapatkan lebih banyak kepercayaan pada kemampuan untuk menjadi diri sendiri.

Carilah bantuan untuk benar-benar berjuang melepaskan kebiasaan ini.

Terapis dapat membantu kita membangun kekuatan mental yang dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan yang kita inginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com