Memang perempuan asal Bandung itu sudah beberapa kali mendesain sneaker dengan motif batik. Namun kebanyakan motif batik dari Pulau Jawa, seperti megamendung dan parang.
"Jadi aku ngulik tentang batik dan ambil yang di luar Pulau Jawa biar sekalian mengenalkan. Kebanyakan masyarakat 'kan tahunya motif batik yang dari Pulau Jawa," tambah Debby.
Baca juga: Blankenheim, Sepatu Lokal yang Mendunia, Lahir dari Rasa “Dendam”
Akhirnya dipilihlah motif Batik Asmat dari Papua. Motif itu dirasa cocok dengan sneaker yang hendak Debby desain. Kebetulan dia mendambakan motif yang berpola.
Selain itu, motif batik juga terlihat elegan. Cocok dengan tema sneaker yang ingin dibuatnya.
Kebetulan, Debby memang mengaku ingin sneaker yang elegan. Bahkan ia mengubah beberapa material pada sneaker tersebut.
Sebut saja bahan kanvas yang diganti menjadi suede. Lalu shoe lace yang tadinya round menjadi flat.
"Akhirnya pas dirilis 17 Agustus kemarin banyak yang suka dan minta diperbanyak. Dari permintaan itu aku sama Patrobas ngobrol lagi," kata Debby.
Pembicaraan dengan Patrobas membuat kedua pihak setuju untuk kembali mengeluarkan sneaker Maha Nagari sebanyak 48 pasang yang tersedia dalam ukuran 38-44.
Debby mengaku membutuhkan waktu 14 hari untuk mendesain keseluruhan sneaker. Sebab ia melukis sneaker seorang diri satu per satu.
Kesulitan yang Debby alami bukan karena harus melakukan hand painting dalam jumlah banyak. Namun, kesulitan muncul karena bahan yang digunakan pada sneaker.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.