Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2020, 08:44 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Moms.com

KOMPAS.com—Sebagai orangtua, kita harus waspada dengan kebiasaan anak-anak, bukan cuma pola makan dan kebiasaan belajar, tapi juga rutinitas mereka buang air besar.

Seperti halnya orang dewasa, anak dan bayi pun bisa mengalami gangguan pencernaan yang menyebabkan sembelit. Berikut adalah informasi seputar sembelit pada anak yang perlu dipahami orangtua.

1. Berkembang seiring umur

Kebiasaan buang air besar akan berkembang seiring dengan usia anak. Misalnya, bayi baru lahir yang sedang disusui bisa buang air besar hingga tujuh kali per hari. Saat mereka tumbuh, balita dapat BAB hingga tiga kali per hari.

Namun, tak ada standar khusus berapa kali anak harus buang air besar mengingat hal ini tergantung pada pola makan mereka.

Seorang balita mungkin bisa buang air besar tiga kali seminggu, yang lain bisa lima kali seminggu, atau lebih.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Sembelit pada Anak

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah jika kamu sedang mencoba melatih anak ke toilet, mereka mungkin menolak untuk melakukannya di kamar mandi.

Hal itu dapat menyebabkan mereka mengalami sembelit sehingga harus menjalani perawatan dan perubahan pola makan, agar urusan ke toilet bisa lancar.

2. Lihat konsistensi

Daripada berfokus pada seberapa sering anak buang air besar, yang lebih penting adalah seperti apa konsistensi kotorannya.

Pasalnya, bentuk dan kepadatan tinja anak bisa memberitahu berapa kali mereka buang air besar dan apakah mereka sedang memiliki masalah pencernaan atau normal.

Jika kotoran keluar dan terlihat seperti butiran kecil, kemungkinan dia mengalami sembelit. Jika terlihat seperti ‘sosis yang menggumpal’, ini juga tidak baik.

Namun, jika mereka memiliki bentuk tinja yang baik, yaitu seperti es krim lembut, gumpalan lembek, atau ular yang licin, pencernaan si kecil mungkin sedang baik-baik saja.

Baca juga: Sembelit di Masa Karantina, Apa Solusinya?

Ilustrasi anak sembelit.SHUTTERSTOCK Ilustrasi anak sembelit.

3. Sembelit

Beberapa tanda sembelit adalah anak merasa sakit saat mencoba buang air besar, menghindari toilet sama sekali (jika mereka masih kecil), dan menjadi kesal saat disuruh mencoba ke kamar mandi.

Sembelit adalah penyebab utama sakit perut pada anak, dan juga dapat melemahkan otot dan saraf rektum. Yang membuatnya semakin parah adalah mereka mungkin tidak ‘merasakan panggilan’ saat harus ke kamar mandi.

Baca juga: Pentingnya Sarapan untuk Anak, dan Cara Pilih Menu yang Baik

4. Cara mengatasi

Ada banyak pengobatan untuk sembelit pada anak-anak. Makan makanan tinggi serat adalah salah satu cara untuk memastikan mereka buang air besar secara teratur dan konsistensinya baik.

Namun, jika mereka mengalami sembelit parah, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter anak untuk melihat apakah memerlukan tindakan lebih lanjut.

Memberi anak buah dan sayuran dalam jumlah yang tepat dan memastikan minum cukup air adalah kunci untuk mendapatkan konsistensi kotoran yang tepat untuk balita.

Dengan melakukan perubahan gaya hidup ini, orangtua dapat melihat perbedaan seberapa banyak anak buang air besar dan konsistensinya.

Baca juga: Balita Boleh Makan Sushi Ikan Mentah, Asalkan...

Jadi, haruskah anak buang air besar setiap hari?

Tidak masalah seberapa sering anak pergi ke kamar mandi, tetapi yang perlu jadi perhatian adalah bagaimana kotoran mereka terbentuk.

Setiap anak berbeda dalam hal seberapa sering mereka buang air besar. Jika Anda mengkhawatirkan kebiasaan buang air besar anak, konsultasikan dengan dokter untuk mengambil langkah berikutnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com