Ratih mengungkapkan, terkadang anak-anak yang memiliki gangguan kleptomania bahkan tidak sadar mereka telah mengambil barang milik orang lain.
"Bagi mereka mencuri barang sudah dianggap sebagai kejadian sehari-hari yang mungkin tidak melanggar sistem atau norma apa pun, karena ketidakmampuan menahan impuls," ujar dia.
"Sehingga mereka tidak mengetahui apa yang mereka lakukan itu bisa menimbulkan masalah yang besar," sambung Ratih.
Di samping itu, biasanya orang-orang kleptomania hanya mengambil barang-barang yang tidak ada nilai jualnya atau yang unik-unik saja.
"Jadi sesuatu yang memang tidak berharga," sebut dia.
"Saya pernah dapat pasien anak-anak yang kleptomania, dan dia sering mengambil jepit rambut temannya untuk dikumpulkan."
Baca juga: 3 Penyebab Depresi yang Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Anak
"Sampai rumah hanya dimasukan ke dalam kotak, tidak dipakai," ujar dia.
Setelah mencuri, orang-orang kleptomania biasanya akan merasakan kepuasan tersendiri karena keinginannya terpenuhi.
Maka dari itu, jika anak-anak sudah memunculkan gejala kleptomania, orangtua perlu membawanya berkonsultasi ke psikolog demi mendapatkan penanganan yang tepat.
Psikolog akan membantu mereka mengontrol impuls yang datang supaya tetap logis.
Kemampuan mengontrol impuls mencegah mereka memiliki dorongan untuk mengambil barang milik orang lain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.