Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ladies, Berharap Pria Berjuang untuk Mendapatkanmu Bisa Berbahaya Lho

Kompas.com - 26/11/2020, 15:08 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Dalam mencari cinta, banyak wanita yang enggan bergerak terlebih dahulu dan berpikir ingin diperjuangkan oleh pria.

Apakah kamu salah satunya?

Jika iya, mungkin kamu merasa menjadi incaran sejumlah laki-laki tanpa melakukan apapun akan menjadi hal yang keren dan menandakan kamu adalah sosok yang disukai.

Padahal, hal ini tidak selalu baik dan bisa berbahaya bagi diri hubunganmu ke depannya, lho.

Menurut pelatih hubungan dan co-founder Kelascinta.com, Lex dePraxis, pola pikir semacam itu hanya akan berpotensi membuatmu memancing kehadiran laki-laki yang hanya ingin mendapatkanmu, bukan tulus ingin menjadi pasanganmu.

"Di satu sisi, it sounds cool. Tapi di sisi lain, ketika perempuan diam saja pada waktu PDKT, Anda akan memancing laki-laki yang doyan tantangan. Anda akan menarik laki-laki penakluk, bukan pencinta."

Demikian diungkapkan Lex dalam sebuah sesi Marketeers XFest 2020, Kamis (26/11/2020).

Baca juga: Cermati, Tanda-tanda Kamu Termasuk Pribadi yang Toksik

Ia menambahkan, seorang laki-laki yang dewasa akan cenderung mendekatimu secara perlahan, misalnya mengajak ngobrol dan pergi makan berdua.

Jika kamu memberi respons yang dingin dan cuek, dia akan menghormati sikapmu itu dan pergi.

Hal sebaliknya akan dilakukan oleh para laki-laki yang "ngarep" mendapatkan hatimu.

Dia akan terus maju dan tampak tak pantang menyerah.

Hal ini banyak terjadi di masyarakat dan malah dipandang positif oleh sebagian perempuan.

Pada akhirnya kamu mungkin tersentuh dan menerimanya karena merasa telah diperjuangkan.

Padahal, hal itu bisa menjadi bumerang bagimu.

"Setelah si laki-laki ini mendapatkan Anda, dia akan berhenti karena dia hanya mau mendapatkan Anda sebagai piala dalam hidupnya."

"Anda tidak dipandang sebagai pasangan, tetapi sebagai perolehan," papar Lex.

Baca juga: Video Dating Jadi Cara Seleksi Pasangan Sebelum Kencan

Dalam kesempatan tersebut, Lex juga membahas tenatang keingintahuan masyarakat yang semakin meningkat terhadap topik toxic relationship atau hubungan beracun.

Banyak orang merasa tertarik mencari tanda-tanda hubungan yang toksik tersebut, tanpa menyadari bahwa kondisi itu sebetulnya diawali dari pola pikir kita sendiri.

Kita kerap menganggap bahwa hubungan yang toksik adalah sesuatu yang disebabkan dari luar diri kita, sehingga kita cenderung terus terperangkap dalam situasi yang sama.

Sama seperti kasus "ingin diperjuangkan pria" yang dipaparkan di atas.

"Salah satu masalah terbesar dari toxic relationship bukan orang-orang atau perilaku-perilaku negatif di luar sana, tetapi kitanya memiliki pola pikir yang membuat kita menarik orang-orang yang tidak sehat buat kita," papar Lex.

Baca juga: Diselingkuhi Pasangan, Haruskah Bertahan atau Pergi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com