KOMPAS.com - Kemajuan teknologi juga berdampak pada perubahan pola berkencan masyarakat saat ini.
Aplikasi kencan pun laris diminati sebagian kalangan untuk mencari pasangan.
Di masa pandemi, penggunaan aplikasi kencan pun semakin marak.
Menurut data aplikasi kencan Launch Actually, ada sebanyak 44 persen pengguna aplikasi kencan baru di tahun ini.
Menurut Dating Consultant Launch Actually Indonesia, Jacklyn, ini bisa jadi disebabkan oleh situasi pandemi atau pun generasi muda yang memang menyadari perlu menggunakan aplikasi kencan.
Namun, hati-hati terjebak dalam toxic relationship alias hubungan beracun di aplikasi kencan.
Minimnya verifikasi pengguna secara manual dari penyedia layanan menjadi salah satu penyebab mengapa aplikasi kencan bisa berkaitan dengan toxic relationship.
Penyebab lainnya adalah karena sebagian orang cenderung bersembunyi di balik profil anonimnya, keterbatasan informasi yang dibagikan kepada rekan kencan virtual, hingga perasaan haus akan validasi yang dimiliki sebagian pengguna.
Lalu, apa saja tanda-tanda toxic relationship yang bisa terjadi di aplikasi kencan?
1. Sering ghosting
Dalam dunia percintaan, istilah ghosting sendiri mengacu pada situasi ketika seseorang yang sedang kita dekati atau kencani tiba-tiba menghilang dan memutuskan komunikasi tanpa penjelasan yang jelas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.